Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Tragedi Semanggi I, Sumarsih Tak Akan Berhenti Cari Keadilan

Kompas.com - 15/11/2018, 10:11 WIB
Devina Halim,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menggelar jumpa pers untuk memperingati 20 tahun tragedi Semanggi I di Kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).

Dari pihak keluarga korban hanya terlihat satu orang yang hadir, yaitu Maria Catarina Sumarsih. Ia adalah ibu dari Bernardinus Realino Norma Irmawan atau Wawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang menjadi korban tragedi tersebut.

Sumarsih menuturkan, dirinya  masih secara aktif menyuarakan advokasi terkait kasus tersebut.

Namun, ia juga tak mengelak untuk mengakui dirinya pernah merasa lelah untuk memperjuangkan keadilan bagi anaknya yang menjadi korban kasus pelanggaran HAM berat.

Baca juga: 20 Tahun Tragedi Semanggi, Kegigihan Sumarsih Perjuangkan Keadilan

Menurutnya, hal tersebut juga dirasakan oleh keluarga lain sehingga ada yang tidak hadir pada acara-acara terkait kasus tersebut.

"Kalau yang datang hari ini hanya saya, terus terang saya yang belum pernah berhenti memperjuangkan kasus pelanggaran HAM berat, termasuk anak saya," ujarnya di kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu.

"Saya juga merasakan saat-saat saya putus asa, lelah, dan hal ini dirasakan oleh keluarga korban yang lain," sambung dia.

Namun, hal itu tak berarti keluarga lain tidak menginginkan keadilan bagi anggota keluarganya yang menjadi korban.

Sumarsih mengaku dititipkan pesan oleh keluarga korban yang lain agar terus memperjuangkan kasus tersebut.

"Ada keluarga korban yang mengatakan, 'Saya minta tolong supaya ibu tetap memperjuangkan penembakan anak saya meskipun saya tidak ikut bersama-sama berjuang'," ungkap perempuan berusia 66 tahun tersebut.

Baca juga: Cerita Sumarsih dan Ponsel Pertamanya dari Setya Novanto...

Pada peringatan tahun ke-20 ini, mereka tetap meminta agar kasus tersebut diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku.

Kasus Semanggi I belum pernah menyentuh pengadilan apa pun dibandingkan tragedi Trisakti dan Semanggi II.

"Memang untuk kasus Semanggi II pernah digelar di pengadilan militer sekali, untuk Trisakti dua kali pengadilan militer, untuk kasus Semanggi I belum disentuh pengadilan apa pun," ujar Sumarsih.

"Yang kami tuntut adalah penyelesaian melalui pengadilan HAM ad hoc, bukan pengadilan militer karena pengadilan militer hanya untuk mengadili prajurit yang melanggar ketentuan administrasi," lanjut dia.

Selain itu, mandeknya penyelesaian kasus itu membuat keluarga korban beserta Kontras mendesak beberapa hal kepada pemerintah yang disampaikan pada konferensi pers tersebut.

Satu di antaranya adalah untuk memerintahkan Kejaksaan Agung agar menindaklanjuti hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Sudah 20 tahun berkas penyelidikan mandek atau 'dipetieskan', padahal mekanisme di UU sudah jelas dan hasil penyelidikan Komnas HAM sudah memenuhi syarat-syarat hukum atau pro justicia sehingga tidak ada alasan jaksa agung menolak penyidikan," ujar Staf Divisi Pemantauan Impunitas Kontras Dimas Bagus Arya Saputra pada kesempatan yang sama.

Desakan lain yang diungkapkan adalah menghentikan segala upaya Menko Polhukam Wiranto untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat melalui jalur rekonsiliasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com