Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Ingin Mendapatkan "Trust"...

Kompas.com - 23/10/2018, 09:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin supaya Indonesia dipercaya oleh dunia internasional.

Demikian diungkapkan saat wawancara dengan pemimpin redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo dalam acara Satu Meja the Forum yang ditayangkan Kompas TV, Senin (22/10/2018) malam.

Demi mewujudkan hal itu, Presiden dibantu para menterinya mempersiapkan sejumlah event skala besar serinci mungkin. Mulai dari Asian Games 2018, Asian Para Games 2018 hingga Annual Meeting IMF-World Bank 2018.

"Kita ingin mendapatkan trust. Kita ingin membangun kepercayaan dari dunia internasional terhadap negara kita, Indonesia. Sehingga event besar tersebut, baik Asian Games, baik Asian Para Games atau Annual Meeting IMF-WB, itu betul-betul kita rencanakan sejak awal dan detail. Ini yang masyarakat enggak tahu. Detail," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Kalau Saya Kejar, Bisa Ratusan Ribu Orang Kena Masalah Hukum...

Pada perhelatan Asian Games 2018 misalnya. Jumlah atlet, ofisial hingga penonton dari negara tetangga mencapai 17.000. Ini sudah diperkirakan penyelenggara sebelumnya.

Oleh sebab itu, Presiden mengikuti betul persiapannya. Mulai dari kesiapan transportasi serta aksesnya, penginapan atlet di Kemayoran, hingga kesiapan venue apakah sudah sesuai standard atau belum.

Tidak hanya dari sisi persiapan penyelenggaraan, Presiden dibantu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Inasgoc Erick Thohir juga memantau perkembangan latihan para atlet.

"Prestasi juga kita cek, bagaimana try out di luar negeri, latihan-latihandi dalam negeri, semua kita cek, kita tanya langsung, berapa emas yang mau disumbangkan kepada negara. Kemudian ketemu 16 emas. Itu pun masih banyak yang ragu. Sebulan sebelumnya malah tambah 20 emas. Enggak, saya bilang. 16 ini saja kalau sudah dapat saja kita sudah cukup dan alhamdulilah," ujar Jokowi.

"Tapi ya itulah, dari sisi penyelenggaraannya, kita mendapatkan pujian dari seluruh peserta negara lain dan prestasi yang biasanya kita di ranking 15, 16, 17, 22, kita bisa masuk ke ranking 4. Emasnya biasanya dapat 4, dapat 2, dapat 5, sekarang kita bisa dapat 31 emas," lanjut dia.

Baca juga: Jokowi: Utang Indonesia Kecil Dibanding Negara Lain

Demikian juga Asian Para Games 2018. Indonesia berhasil bertengger di peringkat ke-5 dengan raihan 37 medali emas, 47 medali perak dan 51 medali perunggu.

Annual Meeting IMF-World Bank pun demikian. Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah telah menganggarkan Rp 560 miliar demi suksesnya acara itu. Namun, banyak orang yang salah paham dengan besaran alokasi anggaran tersebut. Mereka berpikir seluruh uang itu dipakai untuk penyelenggaraan acara. Padahal bukan.

"Perlu saya sampaikan, uang itu dipakai untuk perbaikan dan penyiapan infrastruktur yang ada. Apron parkir pesawat kita lebarkan karena pesawat yang datang (banyak). Informasi awal mereka menyampaikan 16.000 (tamu hadir). Tapi ternyata yang datang 36.600, sehingga ini perlu persiapan apron pesawat. Jalan persimpangan di Bali yang sering macet juga ya, mau tidak mau harus kita buatkan terowongan. Biayanya untuk itu," ujar Jokowi.

"Untuk hotel, mereka (bayar sendiri), pesawat mereka, makan juga mereka, mereka yang bayar sendiri kok. Mereka orang-orang kaya semua. Jadi ini yang sering disalahpahami," lanjut dia.

Lebih dari itu semua, Presiden Jokowi menginginkan agar apa yang dilakukan pemerintah bisa menginspirasi masyarakat untuk tetap optimis di tengah kendala yang ada.

"Kita ingin membawa masyarakat, membawa negara kepada optimisme, apapun tantangannya, apapun rintangannya. Karena memang tantangan berat, rintangan berat tapi harus kita bawa masyarakat, bangsa ini ke sebuah optimisme ke depan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com