Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Klarifikasi soal Dana Kampanye PSI yang Awalnya Rp 185 Miliar

Kompas.com - 19/10/2018, 15:37 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman memastikan dana awal kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar Rp 4,9 miliar.

Sebelumnya, beredar informasi di dunia maya bahwa dana awal kampanye PSI adalah Rp 185 miliar.

Jumlah tersebut disebutkan tercantum dalam laporan perihal dana kampanye parpol peserta Pemilu 2019 yang diserahkan KPU kepada Komisi II DPR RI.

"Laporan resminya sudah disampaikan ke kita, permintaan klarifikasi dari KPU dan KPU hari ini mengklarifikasi keterangan yang kemarin kami sampaikan, kepada komisi II juga kami akan sampaikan, bahwa data yang kami sampaikan kemarin merupakan data yang belum terkoreksi," tutur Arief saat ditemui di ruangannya, di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (19/10/2018).

Baca juga: PSI Klarifikasi soal Hoaks Dana Awal Kampanye Mencapai Rp 180 M

Arief menuturkan jumlah Rp 185 miliar yang disampaikan kepada Komisi II DPR RI tersebut, merupakan jumlah yang belum dikoreksi oleh PSI sebelumnya.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, yang turut hadir pada kesempatan tersebut menceritakan bahwa nominal Rp 185 miliar tercantum saat mereka menyerahkan laporan pertama kali, pada 23 September 2018.

Namun, nominal tersebut telah mereka perbaiki menjadi Rp 4,9 miliar pada 26 September 2018.

Baca juga: Galang Dana Kampanye Rp 1 Miliar, Ini yang Dilakukan Caleg PSI

"Jadi pada tanggal 23 (September) sesuai dengan deadline KPU, kami sudah melakukan laporan keuangan, masih ada kesalahan dan memang diizinkan untuk perbaiki sampai tanggal 26," terang Toni.

"Tanggal 26 sudah kami masukan dana awal kami sebesar Rp 4,8 miliar sekian sekian, jadi Rp 4,9 miliar kalau kita genapkan, dan pada tanggal 28 KPU juga sudah mengumumkan di websitenya angka itu," lanjut dia.

Atas klarifikasi tersebut, Toni pun mengucapkan terima kasihnya kepada pihak KPU yang telah bersikap profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com