BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengirimkan relawan untuk mengajar anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Relawan ini adalah mahasiswa fakultas keguruan yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi.
Rencana pengiriman relawan ini karena banyaknya guru yang juga menjadi korban bencana gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.
"Bukan guru yang akan dikirim, tapi volunteer. Kami kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang memiliki fakultas keguruan," kata Muhadjir di Sentul, Bogor, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: Pemerintah Akan Bangun Sekolah Tahan Gempa di Sulteng
"Terutama dari perguruan tinggi, misal, Unesa di Surabaya, UNM di Makassar, di Universitas Manado, yang dekat-dekat saja. Kita lihat dulu," kata Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, saat ini sekolah dan dinas pendidikan setempat masih mendata jumlah guru yang meninggal dunia, luka-luka, dan selamat akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018.
Ia menargetkan proses identifikasi selesai dalam dua minggu.
Sembari proses pendataan dilakukan, para siswa dan guru akan mendapatkan konseling trauma.
Baca juga: Mendikbud Minta Sekolah Darurat Dibangun untuk Anak Korban Gempa di Sulteng
"Ini problemnya bukan hanya sekolah yang hancur, sekolah yang tidak kena, guru dan siswanya juga trauma," kata Muhadjir.
Sementara itu, Muhadjir juga memastikan sekolah darurat akan dibangun di sekolah-sekolah yang rusak parah.
Sekolah yang rusak ringan masih tetap bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
.
.
.