Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Mendikbud soal Sekolah Darurat yang Sudah Berjalan di Sulteng

Kompas.com - 09/10/2018, 11:32 WIB
Reza Jurnaliston,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mengatakan, aktivitas belajar mengajar di wilayah yang terkena dampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sudah mulai berjalan.

Namun, proses belajar mengajar belum berjalan maksimal, karena guru dan murid masih mengalami trauma.

Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendirikan sekolah darurat di lokasi pengungsian pasca-gempa dan tsunami yang melanda wilayah Sulawesi Tengah pada 28 September 2018

“Sudah berlangsung. Ada tenda belajar cuma memang jangan dibayangkan kelasnya dipisahkan berdasarkan jenjang atau masing-masing satuan pendidikan,” kata Muhadjir saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/10/2018).

Baca juga: LPAI Dorong Kemendikbud Dirikan Sekolah Darurat di Sulawesi Tengah

“Siapa saja kita tarik untuk belajar. Ada kemarin anak SD (sekolah dasar) kumpul dengan anak SMA satu ruangan,” lanjut dia.

Muhadjir mengatakan, di sekolah darurat, ada bimbingan konseling, baik pribadi mau pun secara kelompok.

“Ada bimbingan perorangan, ada bimbingan kelompok trauma healing. Gurunya juga banyak yang belum ditemukan. Banyak guru juga ngungsi ke mana. Yang trauma juga tidak hanya siswanya guru-guru juga mengalami trauma,” kata Muhadjir.

Ia menyebutkan, kelas darurat yang dibangun Kemendikbud menggunakan tenda yang sederhana.

Proses membangun sekolah darurat juga melibatkan masyarakat secara gotong-royong dan turut dibiayai oleh Kemendikbud.

Baca juga: Celoteh Anak-anak Korban Gempa Palu yang Merindukan Sekolah (2)

“Bangunannya sederhana, material bahannya dari daerah setempat termasuk puing-puing disana dimanfaatkan, terpalnya untuk atap kami suplai dari pusat kemudian biaya pemasangan kami bantu,” kata Muhadjir.

Akan tetapi, ia mengakui, jumlah tenda yang digunakan sebagai sekolah darurat di Palu, Sulawesi Tengah, jumlahnya terbatas.

Alasannya, tenda-tenda masih digunakan saat bencana di Lombok, NTB.

“Jumlah tenda kami terbatas karena semua sudah ditarik dari LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) di seluruh kantor-kantor Kemendikbud perwakilan di provinsi sudah ditarik semua di NTB. Sehingga di Palu agak berat karena itu lebih kita utamakan dibangun sekolah darurat,” kata Muhadjir.

Kemendikbud, lanjut Muhadjir, berupaya untuk membangun sekolah darurat di dekat sekolah-sekolah yang kondisi bangunannya rusak akibat gempa bumi dan tsunami.

“Sekolah yang terdampak 2.736 sekolah, kemudian kondisi sekolah masih bagus tapi siswanya tidak berani masuk. Gurunya juga tidak bisa masuk. Nah, itu dibuat halaman sekolah ada tenda untuk belajar nanti pelan-pelan ada program konseling trauma mulai dihilangkan ketakutannya,” ujar dia.

.

.

.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: #PrayForPalu #PrayForDonggala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com