Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Tahan Gempa di Sulteng

Kompas.com - 10/10/2018, 10:47 WIB
Reza Jurnaliston,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian PUPR dan BNPB untuk membangun kembali gedung-gedung sekolah yang rusak dan roboh di Sulawesi Tengah.

Nantinya, kata Muhadjir, bangunan sekolah yang akan didirikan tahan gempa.

“Kita putuskan semua sekolah di Palu akan kita tata ulang sesuai dengan layout relokasi di perkampungan. Kita akan terapkan zonasi jadi nanti sekolah-sekolah akan kita relokasi sesuai dengan letak perkampungan-perkampungan baru,” tutur Muhadjir melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu (10/10/2018).

Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy usai upacara apel peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2017, di SMPN 1 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (8/9/2017).Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy usai upacara apel peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2017, di SMPN 1 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (8/9/2017).
Muhadjir mengatakan, pihaknya terus mendorong anak-anak korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Selatan untuk mengembalikan psikis atau kejiwaan mental pascabencana.

“Kita pendekatannya trauma konseling artinya mendorong agar klien menyelesaikan trauma dirinya sendiri jadi tidak kita bantu. Mendorong anak agar mereka menyelesaikan traumanya sendiri,” ujar Muhadjir.

Kemendikbud, kata Muhadjir, telah mendirikan sekolah darurat di lokasi pengungsian pasca-gempa dan tsunami yang melanda wilayah Sulawesi Tengah pada 28 September 2018.

Muhadjir mengatakan, di sekolah darurat, ada bimbingan konseling, baik pribadi maupun secara kelompok.

“Dengan metode konseling pada dasarnya psikis masalah anak yang bersangkutan. Kita memberikan kemampuan, dorongan, imunitas agar dia (anak-anak) dengan kemampuannya bisa mengatasi masalahnya (trauma) sendiri,”tutur Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, pihaknya mengupayakan anak-anak korban bencana tidak dijauhkan dengan sekolah. Hal itu agar trauma kejiwaan semakin terkikis dan lama-kelamaan akan hilang.

“Harus didekatkan dengan sekolah agar rasa ketakutan dan rasa ngerinya berkurang. Sama dengan kita takut hantu kalau semakin kita takuti semakin kita ketakutan bener, tapi kalau kita berani memaksakan diri untuk datang ke tempat yang dianggap berhantu lama-lama kita ketakutan hilang sendiri,” tutur Muhadjir.

Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018), mengakibatkan 2.010 orang meninggal dunia.

BNPB juga mencatat, ada 671 korban hilang. Dilaporkan pula, 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak, serta terdapat 20 fasilitas kesehatan rusak berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com