Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagikan Sertifikat Tanah Wakaf di Subang, Jokowi Jamin Bebas Sengketa

Kompas.com - 06/06/2018, 14:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, Rabu (6/6/2018) siang, menyerahkan  sertifikat tanah wakaf kepada 50 pengurus masjid, mushala atau pondok pesantren di Subang, Jawa Barat.

Penyerahan sertifikat tanah wakaf itu dilakukan Presiden seusai menunaikan ibadah salat dzuhur di Masjid Nurul Al Muqorubin, Kecamatan Patok Besi, Kabupaten Subang.

Dalam pidatonya, Presiden mengatakan, program ini muncul berdasarkan atas keluhan masyarakat sendiri saat ia blusukan ke daerah-daerah.

"Setiap saya ke daerah, ke kampung, ke desa, ada banyak sekali yang berkaitan dengan sengketa lahan. Di Sumatera Barat, ada masjid lahannya besar, tapi tanahnya sengketa. Di Jakarta juga sangat besar, tapi tanahnya sengketa. Di provinsi lain juga sama. Ndak lahan yang besar atau yang kecil, juga ada saja sengketa," ujar dia.

Baca juga: Jokowi Targetkan 7 Juta Sertifikat Dibagikan ke Masyarakat

Oleh sebab itu, dengan diterbitkannya sertifikat tanah wakaf ini, lahan masjid, mushala, pondok pesantren atau madrasah yang sebelumnya berstatus sengketa, kini tidak mempunyai persoalan hukum lagi.

"Artinya, kalau ada yang mengklaim lahan itu milik saya, tidak bisa. Karena di sini jelas, namanya jelas, luasnya juga jelas. Kalau dibawa ke pengadilan seperti apapun, Insya Allah tidak ada masalah karena sertifikat ini adalah tanda bukti hukum atas tanah yang kita miliki," ujar Jokowi.

Ia pun berharap agar dengan penerbitan sertifikat tanah wakaf ini, yayasan mempunyai peluang untuk memperbesar masjid, mushala, pondok pesantren atau madrasah miliknya masing-masing.

Baca juga: Kunjungi Sukabumi, Presiden Serahkan 3.063 Sertifikat Tanah

Jokowi berkomitmen untuk meneruskan program ini tidak hanya di Kabupaten Subang, melainkan juga di daerah lain di Indonesia.

Meski, ia mengakui program ini cukup sulit dilaksanakan, mengingat besarnya jumlah masjid, mushala, pondok pesantren atau madrasah yang ada di Indonesia dengan sebaran yang tinggi pula.

"Memang ini pekerjaan besar. Masjid dan mushala di Indonesia ini ada sekitar 800.000. Pondok pesantren di seluruh Tanah Air informasi yang saya terima ada 29.000. Itupun menurut saya bisa lebih banyak dari itu. Tetapi akan terus kita lakukan setiap minggu, setiap bulan, akan kita bagikan sertifikat ini," ujar Jokowi.

Kompas TV Di tahun 2018, ada target 80 ribu sertifikat tanah diberikan pada warga Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com