Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Median: Elektabilitas Jokowi Tertinggi jika Duet Cak Imin, Prabowo dengan Anies

Kompas.com - 16/04/2018, 20:09 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Presiden Joko Widodo sebagai petahana pada Pilpres 2019 tertinggi apabila dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

Sementara itu, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tertinggi jika berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) 24 Maret-6 April 2018.

Survei mensimulasikan tiga nama sebagai capres, yakni petahana Joko Widodo, Prabowo, serta Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Ketiganya kemudian dipasangkan dengan tokoh-tokoh yang potensial mendampingi mereka sebagai cawapres. Kemudian, simulasi pasangan tersebut ditandingkan.

Hasilnya, Jokowi mendapatkan elektabilitas tertinggi jika dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar, yakni 41,3 persen.

(Baca juga: Jika Tak Jadi Cawapres Jokowi, Cak Imin Bilang "Patah Hati, Masuk Kamar, Kunci...")

Pasangan ini lebih banyak dipilih ketimbang Jokowi-Hary Tanoesoedibjo (40,2 persen), Jokowi-Wiranto (39,0 persen), Jokowi-Chairul Tanjung (38,7 persen), dan Jokowi-Zulkifli Hasan (38,1 persen).

Sementara itu, Prabowo mendapat elektabilitas tertinggi jika dipasangkan dengan Anies Baswedan (33,9 persen).

Pasangan ini lebih banyak dipilih dibanding pasangan Prabowo-Gatot Nurmantyo (33,5 persen), Prabowo-Muhaimin Iskandar (32,2 persen), Prabowo-Anis Matta (31,5 persen), dan Prabowo-TGB Zainul Majdi (30,8 persen).

Terakhir, elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono tertinggi jika dipasangkan dengan Anies Baswedan 8,2 persen. Dibawahnya berturut-turut yakni AHY-Gatot (7,5 persen), AHY-TGB Zainul Majdi (7,2 persen), AHY-Muhaimin (6,8 persen) dan AHY-Zulkifli Hasan (6,2 persen).

(Baca juga: Survei Median: Prabowo Ditinggal Pendukungnya jika Berpasangan dengan Jokowi)

Direktur riset median Sudarto di Jakarta, Senin (16/4/2018).KOMPAS.com/Ihsanuddin Direktur riset median Sudarto di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Direktur Riset Median Sudarto menilai, tingginya elektabilitas Jokowi jika berpasangan dengan Muhaimin tak terlepas dari faktor kampanye yang sudah dilakukan Wakil Ketua MPR itu.

Belakangan, pria yang akrab disapa Cak Imin itu sudah memasang berbagai spanduk dirinya sebagai cawapres. Cak Imin juga sudah bertemu dengan para kyai serta mengorganisir relawan.

"Cak Imin membangun image dia siap menjadi cawapres Jokowi. Selain itu, Cak Imin sejak awal juga adalah bagian dari koalisinya Jokowi," kata Sudarto saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Sementara itu, Sudarto menilai Prabowo-Anies Baswedan mendapatkan elektabilitas tertinggi karena kedekatan keduanya sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu. Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra berhasil membawa Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Populasi survei ini adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Sampelnya sebanyak 1200 responden.

Margin of error dalam survei ini adalah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya, ada peluang angka survei meleset lebih besar atau kecil sampai 2,9 persen.

Sampel dipilih secara acak dengan teknik multisatge random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Sudarto mengklaim bahwa survei dibiayai secara mandiri.

Kompas TV Gatot Nurmantyo santer disebut dalam bursa calon presiden dan calon wakil presiden jelang Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com