Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lucu Dirjen Hubla Tonny Budiono Saat Ditangkap KPK...

Kompas.com - 05/04/2018, 08:48 WIB
Abba Gabrillin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Antonius Tonny Budiono menjalani sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Dalam persidangan, Tonny menceritakan awal mula ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan yang berlangsung pada 23 Agustus 2017 hingga 24 Agustus 2017. KPK menangkap Tonny di kediamannya, Mes Perwira Dirjen Hubla,  Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Berikut cerita Tonny saat ditangkap KPK.

Sudah ada firasat

Kepada majelis hakim, Tonny mengaku mendapat firasat buruk sebelum dia ditangkap petugas KPK. Tonny melihat ada sesosok perempuan yang mencurigakan.

Menurut Tonny, pada pagi hari sebelum ditangkap, ia melihat ada seorang perempuan yang turun dari mobil Mitsubishi hitam di depan Mes Perwira Dirjen Hubla. 

Saat itu, menurut Tonny, ia melihat perempuan itu menuju tangga dan naik ke lantai atas mes. Namun, tak lama perempuan itu turun lagi.

"Ternyata itu orang KPK, Yang Mulia," ujar Tonny kepada majelis hakim.

(Baca juga: Tonny Budiono, Peraih Satyalancana yang Berakhir di Tahanan KPK)

Dengar suara perempuan

Menurut Tonny, pada malam hari sekitar pukul 23.00, ia mengetahui ada beberapa orang yang berada di depan kamarnya. Saat itu, Tonny sudah beranjak ke tempat tidur untuk beristirahat.

Awalnya, petugas KPK beberapa kali mengetuk pintu kamar Tonny. Namun, tidak ada respons dari dalam kamar.

Tonny mengaku enggan membukakan pintu kamar. Petugas KPK kemudian diberi tahu oleh salah satu petugas yang berjaga di Mes Perwira bahwa Tonny sedang tidak berada di dalam kamar.

(Baca juga: Mantan Dirjen Hubla Ungkap Kesedihan Jadi Tahanan dan Dijauhi Orang)

Namun, para petugas KPK tidak langsung percaya. Mereka meyakini Tonny berada di dalam kamar karena pendingin ruangan pada saat itu dalam keadaan menyala.

Meski demikian, petugas KPK tidak kehabisan akal. Mereka meminta salah satu petugas perempuan yang ikut dalam operasi tangkap tangan mengetuk pintu kamar dan memanggil nama Tonny.

Mendengar suara perempuan, Tonny langsung bangkit dari tempat tidurnya dan membukakan pintu. Tonny mengakui bahwa keinginannya membukakan pintu karena tertarik mendengar suara perempuan.

"Pak Yadyn (jaksa KPK) memang pintar, menyuruh petugas perempuan yang mengetuk pintu. Pak Yadyn awalnya sudah ketuk-ketuk, tetapi saya enggak bangun," kata Tonny sambil tertawa.

Tonny bersikap kooperatif saat ditemui petugas KPK. Selanjutnya, pada malam itu Tonny langsung dibawa ke gedung KPK dan menjalani pemeriksaan intensif.

Kompas TV Pengadilan Tipikor Jakarta kembali melanjutkan persidangan kasus suap yang melibatkan mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com