Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2017, 18:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menilai seharusnya pelaku yang menyerang penyidik KPK Novel Baswedan bisa lebih mudah ditemukan setelah polisi mendapatkan sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku.

Polisi sebelumnya merilis sketsa dua wajah orang yang  diduga terlibat dalam penyerangan terhadap Novel.

"Kita bersyukur kalau sketsa sudah dapat, artinya seharusnya sudah mudah menemukan pelakunya, kan begitu logikanya," kata Samad, kepada awak media saat ditemui usai acara diklat penyuluhan antikorupsi di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (27/11/2017).

Dengan adanya sketsa terduga pelaku, Samad menilai tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus ini sudah selayaknya didapat dibentuk. TGPF dinilai akan membantu polisi bila bekerja berdasarkan sketsa.

Baca juga : Ini Ciri-ciri Dua Orang yang Diduga Pelaku Penyerangan Novel Baswedan

"Makanya saya bilang karena sekarang sketsa sudah ada, harus dibentuk TGPF supaya tim ini membantu kepolisian. Karena berdasarkan sketsa itu TGPF bisa bekerja kan," ujar Samad.

Soal pimpinan KPK saat ini yang menilai TGPF belum perlu, Samad mengatakan hal tersebut masih bisa dibicarakan antara elemen masyarakat yang mendorong adanya TGPF kasus ini dengan KPK.

Sementara itu, dia menyambut baik ajakan polisi agar penyidik KPK dapat bekerja sama dalam kasus ini. Penyidik KPK dinilainya bisa membantu misalnya mengumpulkan informasi, bukti, dan lainnya.

Baca juga : Novel Baswedan: KPK Harus Dijaga dari Segala Bentuk Infiltrasi

Samad enggan menilai belum terungkapnya kasus penyerangan Novel karena penyelidikan di kepolisian tidak berjalan baik.

"Hasilnya sudah ada sketsa kan, kita bersyukur ada progres kan," ujar Samad.

Meski begitu, dia menyatakan menemukan pelakunya lebih cepat, akan lebih baik. Agar kasus serupa seperti yang dialami Novel tidak lagi terulang.

"Kalau lama lagi tidak ditemukan (pelakunya), pegawai KPK-nya ada lagi yang tertimpa musibah seperti Novel. Bahkan tidak menutup kemungkinan pimpinan KPK bisa kayak Novel, kalau pelakunya enggak ditemukan. Oleh karena itu, perlu dibantu," ujar Samad.

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler versi KompasTV hari ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Nasional
Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Nasional
Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Nasional
Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Nasional
Ketua DPRD DKI, Masinton, dan Ade Armando Terancam Gagal Tembus DPR dari 'Dapil Neraka' Jakarta II

Ketua DPRD DKI, Masinton, dan Ade Armando Terancam Gagal Tembus DPR dari "Dapil Neraka" Jakarta II

Nasional
Dugaan Penggelembungan Suara PSI di Sorong Selatan: 0 di TPS Jadi 130 di Kecamatan

Dugaan Penggelembungan Suara PSI di Sorong Selatan: 0 di TPS Jadi 130 di Kecamatan

Nasional
Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Pengamat Duga untuk Tarik Dukungan PKB ke Pemerintahan Prabowo Kelak

Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Pengamat Duga untuk Tarik Dukungan PKB ke Pemerintahan Prabowo Kelak

Nasional
Minta Tiket Lebaran Tak Dinaikkan, Mendagri: Jangan Aji Mumpung

Minta Tiket Lebaran Tak Dinaikkan, Mendagri: Jangan Aji Mumpung

Nasional
Mendagri Minta Harga Tiket Transportasi Lebaran Tak Dinaikkan

Mendagri Minta Harga Tiket Transportasi Lebaran Tak Dinaikkan

Nasional
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Nasional
Tanggal 21 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
AHY Siap Sediakan Lahan untuk 14 PSN Baru, Statusnya Harus 'Clean and Clear'

AHY Siap Sediakan Lahan untuk 14 PSN Baru, Statusnya Harus "Clean and Clear"

Nasional
Prabowo-Gibran Menang di Papua Barat Daya, Provinsi Terbaru Hasil Pemekaran

Prabowo-Gibran Menang di Papua Barat Daya, Provinsi Terbaru Hasil Pemekaran

Nasional
Baleg dan Pemerintah Sepakat RUU DKJ Dibawa Ke Paripurna, Hanya Fraksi PKS Menolak

Baleg dan Pemerintah Sepakat RUU DKJ Dibawa Ke Paripurna, Hanya Fraksi PKS Menolak

Nasional
Setujui RUU DKJ Dibawa Ke Paripurna untuk Disahkan, Demokrat Disebut 'Berkelanjutan' oleh Politikus Gerindra

Setujui RUU DKJ Dibawa Ke Paripurna untuk Disahkan, Demokrat Disebut "Berkelanjutan" oleh Politikus Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com