JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir elektabilitas partainya anjlok ke titik terendah akibat kasus korupsi e-KTP yang menjerat mantan ketua umumnya, Setya Novanto.
Berdasarkan berbagai hasil survei, elektabilitas partai dengan lambang beringin itu hanya menempati posisi nomor tiga di bawah PDI-P Perjuangan dan Partai Gerindra.
"Fakta ini menempatkan kami dalam sebuah persimpangan jalan yang tajam," ujar Airlangga saat pidato dalam pembukaan Munaslub Partai Golkar di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Kondisi itu, tutur dia, membuat seluruh kader Partai Golkar bertekad untuk membuka sebuah lembaran baru. Selain itu, Airlangga juga menyatakan bahwa partainya ingin melangkah ke depan, merebut kembali kejayaan.
(Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Golkar Disalip Gerindra)
Airlangga mengungkapan bahwa Partai Golkar tidak ingin menjadi partai nomor tiga di Indonesia. Golkar, tuturnya, justru ingin kembali mencapai puncak kejayaannya lagi.
"Saya katakan Partai Golkar pernah menjadi partai nomor satu dan pernah pula menjadi partai nomor dua, tetapi kami tidak akan pernah membiarkan Partai Golkar untuk menjadi partai nomor tiga," ucap Airlangga, disambut tepuk tangan riuh kader Partai Golkar.
Tekad Partai Golkar, kata Airlangga, sudah bulat. Semua kader akan bekerja keras untuk menjadikan Partai Golkar sebagai partai bersih.
Saat ini, Partai Golkar banyak dinilai sebagai partai yang akrab dengan korupsi akibat mantan ketua umumnya, Setya Novanto menjadi terdakwa kasus korupsi KTP elektronik.
"Tekad kami sudah bulat, hati kami sudah menyatu, yaitu Munaslub kami akan menjadi momentum baru untuk menyambut Pilkada 2018," tutur Airlangga.
(Baca juga: Elektabilitas Golkar Jeblok, JK Ingin Pimpinan Partai yang Bersih)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.