JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengakui, elektabilitas Golkar tengah turun.
Menurut dia, penurunan elektabilitas ini karena kasus hukum yang menjerat ketua umum sebelumnya, Setya Novanto.
Ace yakin, di bawah kepemimpinan ketua umum yang baru, Airlangga Hartarto, elektabilitas Golkar akan kembali meningkat.
"Oleh karena itu, saya mengatakan, bahwa inilah momentumnya untuk melakukan dengan hasil survei tersebut. Dengan munculnya Pak Airlangga di Golkar dan Airlangga sendiri sejak awal bilang ingin menjadikan Golkar yang bersih. Dan Golkar yang berintegritas," kata Ace, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Baca juga: Airlangga Hartarto: Tak Ada Faksi di Tubuh Partai Golkar
Menurut dia, Airlangga memiliki rekam jejak yang bersih sebagai seorang politisi karena tak pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Terpilihnya Airlangga dalam rapat pleno itu menjadi satu titik balik untuk meningkatkan elektabilitas Golkar. Pak Airlangga politisi yang memiliki latar belakang baik. Saya berharap dengan figur tersebut. Dari situlah diangkat Partai Golkar," kata Ace.
Elektabilitas turun
Elektabilitas Partai Golkar disalip oleh Partai Gerindra. Hasil ini berdasarkan survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia pada 1-14 November 2017.
Saat responden ditanya partai mana yang akan dipilih apabila pemilu dilakukan saat ini, sebanyak 24,2 persen menjatuhkan pilihan kepada PDI-P.
Baca juga: Track Record Baik, Airlangga Bisa Dipertimbangkan Jadi Cawapres Jokowi
Gerindra berada di urutan kedua dengan 13,0 persen. Sementara Partai Golkar di urutan ketiga dengan 11,6 persen.
"Pertama kalinya dalam sejarah, Golkar terancam terlempar ke urutan ketiga," kata peneliti LSI Ardian Sopa saat merilis hasil survei di kantornya di Jakarta, Kamis (14/12/2017).