Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Anggap Wajar Isu Pansus KPK Dimanfaatkan Jadi Bahan Kampanye

Kompas.com - 22/09/2017, 16:52 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) belum menentukan apakah perpanjangan masa kerja panitia khusus hak angket DPR terhadap KPK dibutuhkan atau tidak.

Seiring dengan pro dan kontra yang bermunculan, Bendahara Fraksi PDI-P, Alex Indra Lukman menilai wajar jika isu hak angket KPK dijadikan bahan kampanye oleh partai yang berada di luar keanggotaan pansus.

Ia menegaskan, PDI-P berada dalam pansus adalah untuk mengungkap kebenaran.

Adapun enam partai yang mengirimkan wakilnya ke pansus merupakan partai pendukung pemerintah, termasuk PDI-P.

"Dalam sebuah proses politik wajar saja kemudian ada yang manfaatkan, ada yang membentuk opini, itu sebuah keniscayaan," kata Alex saat dihubungi, Jumat (22/9/2017).

(baca: Fahri Hamzah Anggap Jokowi Dukung Kerja Pansus Angket KPK)

Pro-kontra yang muncul, menurut dia, adalah sebuah persepsi yang wajar. Menurut dia, KPK sebagai objek hak angket seharusnya datang ke rapat pansus untuk menjawab sekaligus mengklarifikasi temuan pansus.

Hal itu diharapkan dapat meredakan pro-kontra yang berkembang di masyarakat.

Adapun mengenai wacana perpanjangan masa kerja pansus, PDI-P masih terus menelaah temuan yang ada.

"Sampai sekarang belum ada keputusan. Kami masih menelaah laporan-laporan dari kawan-kawan yang ada di pansus," ucap Anggota Komisi V DPR itu.

(baca: Pansus DPR Dinilai Kehabisan Bahan untuk Menyerang KPK)

Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto saat dihubungi enggan berkomentar banyak dan menyerahkannya kepada pimpinan fraksi PDI-P.

Alex menuturkan, untuk beberapa hal memang ada pendelegasian dari DPP kepada fraksi. Hal itu juga dianggap wajar karena Ketua Fraksi PDI-P Utut Adianto juga merupakan Wakil Sekjen PDI-P.

"Garis besar mungkin arahan DPP tapi hal teknis atau penjabarannya kan lebih kepada pimpinan fraksi," tuturnya.

(baca: Tingkah Pansus Angket KPK Buat Kita Geleng-geleng Kepala...)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com