Apa rahasia yang disimpannya, Apa pula yang dilakukannya dan bagaimana ancaman yang mungkin menimpanya?
TIGA pertanyaan di atas adalah pertanyaan paling dasar yang menguatkan fakta bahwa Johannes Marliem adalah seorang saksi kunci pada kasus besar negeri ini, KTP elektronik alias e-KTP.
Drama E-KTP
Sejak kasus E-KTP mencuat, ada banyak drama yang terjadi. Pertama, jauh sebelumnya Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan bahwa akan ada sejumlah nama besar yang akan diumumkan terlibat dalam kasus e-KTP.
Ia berharap hal ini tidak menimbulkan goncangan politik. Namun, sulit menghindari “gempa politik” terkait nama-nama besar ini.
Drama e-KTP kedua muncul di gedung rakyat saat sejumlah wakil rakyat menggulirkan inisiatif pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR untuk menyelidiki kinerja KPK. Sulit untuk tidak mengaitkan pembentukan pansus dengan proses pengungkapan kasus e-KTP yang sedang berjalan di KPK.
Dalam perjalanan Pansus bergerak liar. Alih-alih ingin mengesankan upaya perbaikan kinerja KPK, Pansus malah terkesan berupaya melemahkan KPK dengan mencari-cari kelemahannya.
Entah apa ujung Pansus nantinya. Sejumlah pihak memperkirakan Pansus KPK akan berujung pada revisi UU KPK.
Drama ketiga adalah kematian mendadak sang saksi kunci kasus e-KTP Johannes Marliem di rumah mewahnya di Los Angeles, Amerika Serikat.
Program AIMAN yang tayang Senin (21/8/2017) malam nanti akan mengangkat soal ini. Berpijak pada pertanyaan di atas, saya tergerak untuk melihat jejak-jejak Johannes Marliem di Indonesia.
Sekadar catatan, Marliem adalah salah satu penyumbang terbesar kampanye Presiden Obama pada tahun 2012.
Menelusuri jejak Marliem
Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengontak istri Marliem yaitu Macy Marliem melalui teks dan suara. Namun sayang, istrinya tak merespons kontak saya.
Saya tidak berhenti. Berdasarkan informasi sementara yang saya dapatkan dari beberapa sumber penegak hukum dan periset, saya bergegas menuju ke ruko Graha Mas Fatmawati di Jakarta Selatan.
Di tempat itu Marliem pernah rapat dengan Tim Fatmawati yang dipimpin terdakwa utama kasus e-KTP Andi Agustinus alias Andi Narogong, kawan Ketua DPR Setya Novanto. Rapat yang berlangsung malam hingga dinihari kerap dilakukan di dua bangunan di kompleks ruko ini.