Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan Dapat Daftar Penyidik KPK yang Akan Diteror

Kompas.com - 27/07/2017, 08:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan, upaya teror kepada penyidik merupakan tindakan yang terencana matang. Novel mengaku mendapatkan surat berisi informasi dari seseorang di kepolisian.

"Ada saya dapatkan surat kertas yang tulisannya nama penyidik, identitas, alamat, dan lain-lain," ujar Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam.

Selain Novel, dalam kertas itu tercantum nama dua penyidik lain di KPK. Kertas tersebut mencantumkan jelas alamat rumah, alamat rumah lama, jenis mobil dan nomor kendaraan, serta rute pergi dan pulang bekerja yang biasa dilewati. Oleh karena itu, Novel mengaku kerap mengubah rute keberangkatan dan kepulangan untuk mengecoh pengintaian.

"Saya beberapa kali ditabrak. Penabrakan itu setelah saya cek CCTV, dilakukan sengaja. Setelah lihat kertas ini, menunjukkan hal seperti ini (memang) terjadi," kata Novel.

(Baca: Novel Ada Sebut Kelompok Polri yang Melindungi dan yang Ingin Menyerangnya)

Oleh karena itu, Novel merasa perlu dibentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap kasusnya. Karena jika ditangani di internal Polri khawatir terjadi konflik kepentingan.

Ia mengaku punya bukti terkait penyerangan terhadap dirinya, namun dalam kasus selain penyiraman air keras. "Saya ikuti pembuktian itu. Dari bukti itu bagi saya aneh kalau penyidik mengaku tidak bisa buktikan. Saya pikir, masa sih?" kata Novel.

Kejadian tersebut tak lantas membuat Novel takut atau semakin lemah. Justru Novel merasa semangatnya memberantas korupsi kian kuat.

(Baca: Novel Baswedan: Saya Bisa Sebut Polri Tidak Akan Berani Mengungkap)

Apa yang menimpanya, kata Novel, menjadi motivasi penyidik untuk tidak takut. Takut dengan teror itu kalau tidak berakal.

"Mereka lemah. Yang kuat hanya Allah. Apapun teror, sekalipun mereka bahkan 10 kali lipat kekuatan mereka, itu kekuatan normal," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com