Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Banyak Bangunan Roboh Pada Gempa Aceh

Kompas.com - 17/12/2016, 17:34 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga Sabtu (17/12/2016), gempa susulan masih terus menggoyang Aceh. Tercatat sebanyak 120 kali gempa susulan terjadi sejak 7 Desember.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, kerusakan bangunan karena terdampak gempa terjadi pada sedikitnya 65 masjid, 160 meunasah, 357 ruko, 30 kantor pemerintahan, 139 sekolah, 11 pasar, 83 jembatan, dan 88,5 kilometer jalan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho membeberkan penyebab banyaknya bangunan akibat gempa di Aceh.

"Kerusakan bangunan baik pasar, rumah, masjid maupun lainnya terjadi karena banyak faktor," kata Sutopo melalui keterangan tertulis, Sabtu.

(Baca: Jokowi Puji Penanganan Gempa Aceh)

Beberapa faktor tersebut di antaranya adalah struktur bangunan yang salah, besi bangunan yang tidak memenuhi standar dan  tidak ada tulangan geser.

Sutopo juga mengutip pernyataan Sutarji dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut Sutarji, faktor kualitas mutu bangunan juga menjadi faktor banyak bangunan yang roboh pada kejadian gempa tersebut.

Bangunan masjid yang roboh, lanjut Sutopo, setelah diinspeksi terjadi karena beban kubah yang sangat berat yang tidak ditopang dengan pondasi yang baik.

Getaran gempa mengakibatkan fondasi yang ada tidak mampu menahan kubah dan berakibat robohnya bangunan masjid.

Begitu pula dengan konsep rumah tumbuh. Sutopo menyebutkan, fondasi dan tulangan yang di desain untuk satu tingkat, ternyata dikembangkan oleh masyarakat hingga dua sampai tiga tingkat.

Beban tersebut tidak mampu ditopang oleh konstruksi yang dibangun. "Percepatan getaran gempa yang telah diukur dan dianalisis oleh BMKG membuktikan bahwa, percepatan maksimal terjadi pada bangunan 2-3 lantai," ujarnya.

Sutopo mengatakan, izin pendirian bangunan yang tahan gempa perlu mendapat perhatian khusus agar dampak dan korban jika terjadi gempa dapat diminimalisasi.

Dari segi geologi lokasi gempa, sebagian besar adalah sedimen pasir. Sehingga ketika terjadi gempa, pasir memadat menekan air dan air menekan balik sehingga keluar lah lumpur pada rekahan gempa seperti yang terjadi di beberapa tempat di Aceh.

"Korban bukan disebabkan gempa bumi. Tapi disebabkan bangunan yang roboh tidak mampu merespons getaran gempa," kata Sutopo.

(Baca: Kemensos Siapkan Jaminan Hidup bagi Korban Gempa Aceh)

Berdasarkan informasi dari ahli gempa bumi asal Institut Teknologi Bandung (ITB), Wahyu Triyoso, periode ulangan gempa akan berlangsung sangat lama. Meski begitu, gempa-gempa kecil masih mungkin tetap terjadi.

"Berdasarkan catatan sejarah gempa yang berdampak di tiga Kabupaten: Pidie Jaya, Pidie dan Bireun, pernah terjadi di tahun 1940-an. Sehingga kemungkinan siklus adalah 70-an tahun," ucap Sutopo.

Kompas TVPasca-Gempa Aceh, Pemerintah Segera Rekonstruksi Bangunan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com