JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memuji jajarannya terkait penanganan gempa di Pidie Jaya, Aceh. Ia menilai, penanganan pascagempa terhitung cepat.
Jokowi sudah dua kali mengunjungi Pidie Jaya. Pertama adalah dua hari pascagempa atau pada Jumat (9/12/2016).
"Saya melihat bahwa penanganan di awal tiga hari setelah kejadian sangat cepat dan sangat bagus sekali," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas penanganan gempa Aceh, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Lalu, setelah kunjungan kerja dari India dan Iran, pada Kamis (15/12/2016), Jokowi kembali mengunjungi Pidie Jaya untuk melihat perkembangan penanganan pascagempa.
Jokowi mengaku hanya ingin memastikan bahwa seluruh rakyat mendapat bantuan, pelayanan dan penanganan yang baik mulai dari kesehatan, santunan kematian, ketersediaan logistik bagi pengungsi, bantuan untuk anak-anak.
Selain itu, pembangunan kembali fasilitas-fasilitas umum, seperti kantor pemerintah, sekolah, masjid dan juga rumah-rumah warga yang rusak.
Untuk itu, Jokowi meminta Kepala BNPB menyampaikan laporan dan langkah-langkah konsolidasi dan koordinasi terutama dalam soal jumlah dan kaitannya dengan lokasi dan jenis kebutuhan yang diperlukan.
"Saya ingin agar semuanya bisa dikerjakan secepat-cepatnya terkait dengan penanganan pascabencana agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi secepat-cepatnya di mulai," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta bantuan dari TNI dalam proses rekonstruksi yang segera akan dimulai untuk fasilitas yang rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan.
Hadir dalam ratas ini, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
Hadir juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan Panglima TNI Gatot Nuantyo.