JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Operasi Tinombala berhasil menyita sepucuk senjata api laras panjang M16 dari terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016).
"Betul, kami sita juga sita senjata api M16 dari terduga teroris yang tewas," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin malam.
Senjata itu pula yang dijadikan terduga teroris itu saat baku tembak dengan anggota Polri Satgas Operasi Tinombala, Senin sore. Meski demikian, Tito belum dapat memastikan dari mana terduga teroris itu mendapatkan senjata yang biasa digunakan personel Polri.
(Baca: Mirip Santoso, Salah Satu yang Tewas dalam Baku Tembak Punya Tahi Lalat di Pipi)
Pihaknya akan menyelidikinya lebih lanjut. Tito mengatakan, dengan disitanya senjata sekaligus tewasnya terduga teroris yang merupakan kelompok Santoso itu, Operasi Tinombala dapat dikatakan sukses. Sebab, operasi kian mendesak kelompok itu.
"Dulu mereka yang mendikte, menyerang masyarakat, Polri, TNI. Namun sejak ada operasi dengan kekuatan hampir 3.000 personel, mereka tidak melakukan serangan lagi, artinya mereka terdesak," ujar Tito.
Diberitakan, personel Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok Santoso di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin sore. Dua orang kelompok itu tewas, sementara tiga lainnya melarikan diri.
(Baca: Kontak Senjata di Poso, Dua Orang Kelompok Santoso Tewas)
Dua orang yang meninggal dunia berjenis kelamin laki-laki. Sementara, tiga orang yang melarikan diri terdiri dari seorang laki-laki dan dua perempuan. Seorang di antara yang tewas diakui mirip Santoso.
Ciri fisik wajahnya, terdapat tahi lalat di tengah dahi dan berjenggot tebal. Namun, Tito belum bisa memastikan apakah itu betul-betul Santoso. Tim akan memastikannya melalui identifikasi.