Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Terduga Teroris yang Tewas Mirip Santoso, Polri Tunggu Hasil Identifikasi

Kompas.com - 18/07/2016, 21:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian belum dapat memastikan identitas dua terduga teroris yang tewas akibat baku tembak di Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016).

Soal beredar informasi bahwa salah satu dari dua jenazah itu adalah Santoso, Tito meminta jangan berspekulasi.

"Saya pikir jangan berspekulasi terlebih dahulu. Biarkan teman-teman Polri di sana mengevakuasi, kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi dulu," ujar Tito di Kompleks Istana Presiden, Senin malam.

Tito menyadari, informasi itu berkembang lantaran ciri fisik wajah salah satu terduga teroris yang tewas itu mirip dengan ciri fisik wajah Santoso. Terdapat tahi lalat di dahi dan berjenggot tebal.

(Baca: Kontak Senjata di Poso, Dua Orang Kelompok Santoso Tewas)

"Informasinya, memang ada tahi lalat di dahi yang menjadi ciri khas Santoso. Jenggotnya juga ada. Tetapi, sekali lagi, teman-teman sedang mengevakuasi dia untuk identifikasi identitasnya," ujar Tito.

Identifikasi tersebut akan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Palu, Sulawesi Tengah. Identifikasi akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengenalan wajah, dan yang kedua, identifikasi melalui pencocokan data DNA post mortem dengan ante mortem.

(Baca: Mirip Santoso, Salah Satu yang Tewas dalam Baku Tembak Punya Tahi Lalat di Pipi)

Ia tak dapat memastikan berapa lama identifikasi terhadap dua jenazah itu.

Diberitakan, personel Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok Santoso di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin sore.

Dua orang kelompok itu tewas, sementara tiga lainnya melarikan diri.

Dua orang yang meninggal dunia berjenis kelamin laki-laki. Sementara itu, tiga orang yang melarikan diri terdiri dari seorang laki-laki dan dua perempuan.

Kompas TV 130 Brimob Latihan Operasi Tinombala
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com