Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Pertemuan, Novanto Sebut Kerap Komunikasi dengan DPD I dan II

Kompas.com - 15/05/2016, 18:12 WIB
Dani Prabowo

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Jelang pemilihan, bakal calon ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto mengaku selama beberapa waktu terakhir kerap berkoordinasi dengan perwakilan DPD I dan II.

Namun dia membantah dirinya telah melakukan pertemuan dengan pemilik suara dini hari tadi.

"Saya malah kaget pagi-pagi ada berita. Karena setelah acara semalam (pembukaan Munaslub), saya langsung makan bersama istri, Mbak Nurul ada di Laota, Nusa Dua," kata Novanto di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Minggu (15/5/2016).

Mantan ketua DPR itu mengatakan, selama di Bali dirinya berusaha untuk menampung aspirasi yang berasal dari DPD I dan II. Seringkali, aspirasi tersebut disampaikan melalui sambungan telepon.

"Hampir tiap pagi jam 05.00 Wita baru tidur. (Tapi) baru tidur dikit, telepon kring," kata dia.

Saking sibuknya, ketua Fraksi Golkar itu mengaku tak terlalu memikirkan soal mekanisme pemilihan ketua umum nantinya. Menurut dia, apapun keputusan yang dihasilkan panitia, baik terbuka maupun tertutup, akan diikuti.

"Saya tidak pernah ikut campur soal masalah-masalah teknis. Karena saya terus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan koordinasi dan juga dengan seluruh tim yang ada," ujarnya.

Sebelumnya beredar kabar di kalangan media bahwa tim sukses Setya Novanto mengumpulkan DPD I dan II pendukungnya di kawasan Pecatu Indah Resort, sekitar pukul 01.30 Wita, Minggu (15/5/2016) dini hari.

Berdasarkan sumber Kompas.com, beberapa dari mereka yang hadir terlihat menggunakan mobil dengan stiker dukungan kepada Novanto. Sumber itu menyebutkan ada sekitar 200-an DPD yang hadir pada pertemuan itu.

Diduga, mereka sengaja dikumpulkan untuk menggalang dukungan kepada Novanto. Untuk diketahui, jika bakal calon dan tim suksesnya hanya dapat melakukan pertemuan pada saat masa kampanye dan sosialisasi.

Untuk Zona III dimana Bali menjadi tuan rumahnya, masa kampanye dan sosialisasi itu dilakukan pada 12-13 Mei lalu.

Baca juga: Mahyudin: Kalau Main Curang, Munas Bubar Saja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com