JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Narkoba Kelas II A, Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat, akibat akumulasi dua masalah besar.
"Pertama memang hampir semua penjara kelebihan kapasitas, kelebihan penghuni dari kapasitas yang ada," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Menurut dia, jumlah narapidana yang sudah melebihi kapasitas lapas bisa membuat banyak masalah di Lapas. Akibatnya, benturan sosial lebih mudah terjadi.
Kedua, kata Wapres, kerusuhan narapidana di Lapas juga disebabkan kurangnya pengamanan. Oleh karena itu, ia meminta agar adanya peningkatan pengamanan di Lapas.
(Baca: Empat Petugas Lapas Banceuy Ditetapkan Jadi Tersangka)
"Bagaimana mengurangi kejahatan, karena yang paling penting makin kurang orang masuk penjara," kata Wapres.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengungkapkan, jumlah napi melebihi kapasitas Lapas Banceuy menjadi salah satu penyebab konflik di dalam lapas.
Terkait dengan hal ini, ia akan mengingatkan semua kepala lapas (kalapas) dan kepala rutan (karutan) agar lebih berhati-hati dalam menjaga para tahanan.
(Baca: Ini Kronologi Kematian Undang Kosim di Lapas Banceuy Versi Menkumham)
Alternatif atas kondisi kelebihan kapasitas ini adalah pemberian remisi dan pembebasan bagi narapidana, khususnya yang berkelakuan baik dan berprestasi.
Kerusuhan pecah di Lapas Banceuy, Sabtu (23/4/2016), karena meninggalnya seorang napi akibat bunuh diri. Para napi menduga, ada pelanggaran oleh petugas sehingga mereka marah dan membakar gedung lapas.