Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Dapat Jatah Menteri, PAN Dianggap Mendesak Presiden

Kompas.com - 11/01/2016, 09:28 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai terkesan mendesak Presiden Joko Widodo untuk melakukan perombakan kabinet karena politisinya mengaku-ngaku sudah mendapatkan jatah menteri.

Pengakuan yang dilontarkan PAN secara tidak langsung dianggap telah mendesak Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle.

"Kalau mengusulkan nama itu hal yang wajar. Kalau mendesak bilang ke publik telah dapat jatah menteri, itu mendahului hak Presiden," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara Yasin Mohammad saat dihubungi, Minggu (10/1/2016).

Hal tersebut disampaikan Yasin untuk menanggapi politisi PAN, Aziz Subekti, yang mengaku mendapat informasi dari Istana bahwa partainya mendapat dua kursi menteri.

Satu kursi akan diberikan untuk Taufik Kurniawan dan satu lagi untuk Asman Abnur.

Yasin meyakini, sikap Aziz tersebut merupakan strategi PAN untuk membuat dua kadernya itu ditunjuk sebagai menteri oleh Jokowi.

"Pernyataan itu membuat kegaduhan baru dan memberi kesan partai haus jabatan. Orang baru kok sudah minta-minta," kata Yasin.

Dengan desakan yang dilakukan PAN ini, kata Yasin, tidak aneh jika Presiden Jokowi beberapa kali mengeluarkan komentar di media agar tidak didikte dan didesak soal reshuffle.

Ia menilai, PAN seharusnya tahu diri karena baru bergabung dengan pemerintahan. PAN seharusnya menunjukkan kontribusi terlebih dahulu dengan membantu pemerintah di DPR.

Soal menteri, kata Yasin, merupakan hak penuh Presiden Jokowi.

"PAN tak etis mendesak-desak, harus menerima apa pun keputusan Presiden nantinya," ujar dia.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan sebelumnya mengaku sudah menegur kadernya, Aziz Subekti, yang berspekulasi mengenai kursi menteri untuk PAN.

Zulkifli mengatakan, PAN memiliki ratusan pengurus. Dia menganggap wajar jika ada satu atau dua orang yang nyeleneh dan berspekulasi mengenai kursi menteri.

Namun, Zulkifli menegaskan bahwa reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com