Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novanto Mundur sebagai Ketua DPR, Ini Komentar Jokowi

Kompas.com - 17/12/2015, 11:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengomentari langkah Setya Novanto mundur sebagai Ketua DPR. Jokowi mengaku menghormati keputusan tersebut.

"Kita menghormati setiap keputusan yang sudah diberikan oleh Pak Setya Novanto," kata Jokowi di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Jokowi mengaku tidak memiliki masalah secara pribadi dengan Novanto. Jokowi juga tidak ingin mencampuri langkah Kejaksaan Agung yang menyelidiki kasus dugaan pemufakatan jahat terkait pertemuan Novanto dan Riza Chalid dengan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Jokowi yakin mundurnya Novanto tidak akan memengaruhi hubungan eksekutif dengan legislatif.

"Dari dulu kan baik-baik saja," ujarnya.

Pada Rabu (16/12/2015) malam, Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR. Surat pengunduran dirinya dibacakan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan. (Baca: Setya Novanto: Demi Masa Depan Bangsa, Saya Mundur...)

Karena itu, proses di MKD tidak dilanjutkan tanpa ada sanksi untuk Novanto.

"Demi masa depan bangsa kita, saya sudah menyatakan, saya mengundurkan diri," kata Novanto. (Baca: Mundur sebagai Ketua DPR, Novanto Langgar Kode Etik atau Tidak?)

"Saya menyadari, ini juga demi kecintaan saya kepada masyarakat Indonesia di dalam tugas-tugas saya selama ini menjadi pimpinan DPR," tambah dia.

Ia juga meminta maaf kepada masyarakat Indonesia jika dianggap mempunyai kesalahan selama menjabat sebagai Ketua DPR RI. (Baca: Setya Novanto: Saya Minta Maaf...)

"Saya mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas tugas-tugas yang sudah saya jalani," ujar Novanto.

Presiden sempat meluapkan kemarahannya setelah membaca transkrip pembicaraan secara utuh antara Setya Novanto dan Riza Chalid saat bertemu Maroef Sjamsoeddin.

Jokowi baru sempat membaca transkrip pembicaraan pada Senin (7/12/2015). (Baca: Presiden Jokowi Sudah Menahan Amarah ke Setya Novanto sejak Pagi)

"Saya tidak apa-apa dikatakan Presiden gila! Presiden sarap, Presiden koppig, tidak apa-apa. Tapi kalau sudah menyangkut wibawa, mencatut meminta saham 11 persen, itu yang saya tidak mau. Tidak bisa. Ini masalah kepatutan, kepantasan, moralitas. Itu masalah wibawa negara," ungkap Jokowi dengan nada tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com