JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rekaman yang diperdengarkan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan, suara yang diduga Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid menyindir kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Kebijakan Susi yang dikritik itu terkait penenggelaman kapal asing penangkap ikan di perairan Indonesia.
Hal ini disampaikan Novanto dan Riza saat bertemu dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin di sebuah hotel di kawasan Pacific Place, Jakarta, 8 Juni 2015.
Rekaman percakapan itu diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Novanto dan Riza membandingkan kebijakan Susi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Syarif Cicip Soetardjo, yang tak terlalu keras dengan kapal asing penangkap ikan.
Novanto dan Riza juga sempat memprotes kebijakan mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang melarang penjualan minuman beralkohol di mini market.
Berikut kutipan percakapan tersebut:
MR: Si Alid, Alidu mau ngomong sama KEN. Sama KEN kan hopeng. Ngomonglah duluan sama Cicip. Dapat ijin nangkap ikan. Beli kapal 10, join ama China, bikinlah KMA. Ada ijin, keluar semua. Kapal sudah datang. Cicip diganti Bu Susi. Sama Bu Susi, kapal asing gak boleh nangkap. Bangkrut dia langsung. Ganti pakai bendera Indonesia kapalnya. Kapal 350 Dwg harus buatan Indonesia. Buatan asing gak boleh beroperasi di sini. Bangkrut langsung. Edan Pak, ini ngaco Pak, gawat ya
SN: Eksport aja berhenti. Megenai di tempatnya Susi semua, banyak gulung-gulung tikar semua.
MR: Enggak cuma situ. Tempat lain juga sama
SN: Iya. Itu presiden gak tahu
MR: Ada lagi teman Pak. Dia memang bisnisnya minuman. Dia bikin UIC, Si Aseng, tahu kan Pak. Ini pabrik dia,150 juta dollar investasinya. Pabrik dibikin udah mau jadi, ada peraturan ama Rahmat Gobel, penyalur-penyalur itu gak boleh jualan bir. Berhenti. Pabrik gak jadi diresmikan. Bayangkan Pak. Berdarah Pak. Gila
MS: 150 juta dollar Gila
MR: Banyak kasus Pak. Belum lagi pengusaha batubara.Tapi pak kita muter-muter dia masih presiden Pak. Suka gak suka harus kita bayar udah Pak. Ya kan
MS: Masih panjang