JAKARTA, KOMPAS.com -- Kantor Staf Kepresidenan akhirnya memiliki jajaran struktur yang lengkap. Hari ini, Selasa (31/3/2015), mereka pun menghadap dan berkenalan dengan Presiden Joko Widodo.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, dia kini dibantu oleh lima Deputi.
"Deputi I ada Pak Darmo (Darmawan Prasojo), Deputi II Pak Yanuar, Deputi III ada Pak Purbaya, deputi IV Pak Eko, deputi Pak Andogo," kata Luhut usai pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Seluruh deputi nantinya akan memiliki 10 staf yang membantu. Para deputi ini juga yang akan membantu kerja presiden dalam berbagai bidang. Mereka akan memiliki akses melaporkan langsung hasil temuan, kajian, dan analisis dari ratusan program prioritas kepada Presiden Joko Widodo.
Berikut deskripsi kerja masing-masing deputi:
Darmawan Prasojo
Deputi I yang diisi oleh politisi PDI-P Darmawan Prasojo, membidangi masalah monitoring dan evaluasi. Selain seorang politisi dan sempat menjadi calon anggota legislatif pada tahun 2014 lalu, Darmo, demikian dia disapa, juga merupakan seorang ekonom dan memiliki kemahiran di minyak dan gas.
Sejak bangku SMA, kepintaran Darmo sudah terlihat dengan terpilih dalam Program Habibie tahun 1989 untuk menimba ilmu di Amerika Serikat. Dia lalu meraih gelar Sarjana dan Magister Ilmu Komputer dengan minor Teknik Industri dari Texas A&M University. Program doktoral diraih pada 2011 di bidang Ekonomi Sumberdaya Alam (Natural Resource Economics) pada universitas yang sama.
Tinggal selama 20 tahun di Amerika Serikat, Darmo mengasah kemampuannya dalam menganalisa industri migas. Pemikirannya bahkan disebut menjadi rujukan bagi anggota senator hingga Gedung Putih.
Pada tahun 2012, dia kembali ke Indonesia. Di Tanah Air, Darmo langsung dipinang menjadi Chairman MDG's 2012 di Bali, Penasehat Kebijakan Fiskal Migas di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Pengajar Global Executive Program PERTAMINA, Chief Economist di Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I), Kepala Program Studi Green Economy di Surya University, Presiden Komisaris Ametis Energi Nusantara, dan Penasehat Energi Gubernur Jawa Tengah.
Yanuar Nugroho
Deputi II diisi oleh ekonom Yanuar Nugroho yang akan melakukan pengelolaan dan kajian program prioritas. Yanuar adalah dosen dan peneliti di Manchester Institute of Innovation Research, Manchester Business School dan peraih “Hallsworth Fellowship Award”.
Penghargaan itu adalah salah satu penghargaan internasional bergengsi di bidang ekonomi dan politik di Inggris. Yanuar juga menjadi orang Asia pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Di sekolah bisnis nomor satu di dunia itu, Yanuar menjadi research associate di the Innovation, Policy and Management Division, yang memfokuskan diri pada inovasi teknologi dan perubahan sosial. Ia juga merupakan anggota dari research group Manchester Institute of Innovation Research (MIoIR/PREST) di bidang inovasi, pembangunan (development), dan keberlanjutan (sustainability).
Pria kelahiran Solo, 15 Januari 1972 ini pun aktif dalam beberapa NGO di Indonesia, yakni Business Watch Indonesia, Uni Sosial Demokrat, ELSPPAT/Institute for Rural Development and Sustainable Agriculture. Yanuar juga pernah bekerja di Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP atau UKP4) yang dipimpin Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto.