Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Staf Kepresidenan Diisi Bekas Timses Jokowi hingga Guru Ekonomi Hatta Rajasa

Kompas.com - 31/03/2015, 14:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kantor Staf Kepresidenan akhirnya memiliki jajaran struktur yang lengkap. Hari ini, Selasa (31/3/2015), mereka pun menghadap dan berkenalan dengan Presiden Joko Widodo.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, dia kini dibantu oleh lima Deputi.

"Deputi I ada Pak Darmo (Darmawan Prasojo), Deputi II Pak Yanuar, Deputi III ada Pak Purbaya, deputi IV Pak Eko, deputi Pak Andogo," kata Luhut usai pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Seluruh deputi nantinya akan memiliki 10 staf yang membantu. Para deputi ini juga yang akan membantu kerja presiden dalam berbagai bidang. Mereka akan memiliki akses melaporkan langsung hasil temuan, kajian, dan analisis dari ratusan program prioritas kepada Presiden Joko Widodo.

Berikut deskripsi kerja masing-masing deputi:

Darmawan Prasojo

KOMPAS.com/Sabrina Asril Deputi I Staf Kepresidenan Darmawan Prasodjo

Deputi I yang diisi oleh politisi PDI-P Darmawan Prasojo, membidangi masalah monitoring dan evaluasi. Selain seorang politisi dan sempat menjadi calon anggota legislatif pada tahun 2014 lalu, Darmo, demikian dia disapa, juga merupakan seorang ekonom dan memiliki kemahiran di minyak dan gas.

Sejak bangku SMA, kepintaran Darmo sudah terlihat dengan terpilih dalam Program Habibie tahun 1989 untuk menimba ilmu di Amerika Serikat. Dia lalu meraih gelar Sarjana dan Magister Ilmu Komputer dengan minor Teknik Industri dari Texas A&M University. Program doktoral diraih pada 2011 di bidang Ekonomi Sumberdaya Alam (Natural Resource Economics) pada universitas yang sama.

Tinggal selama 20 tahun di Amerika Serikat, Darmo mengasah kemampuannya dalam menganalisa industri migas. Pemikirannya bahkan disebut menjadi rujukan bagi anggota senator hingga Gedung Putih.

Pada tahun 2012, dia kembali ke Indonesia. Di Tanah Air, Darmo langsung dipinang menjadi Chairman MDG's 2012 di Bali, Penasehat Kebijakan Fiskal Migas di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Pengajar Global Executive Program PERTAMINA, Chief Economist di Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I), Kepala Program Studi Green Economy di Surya University, Presiden Komisaris Ametis Energi Nusantara, dan Penasehat Energi Gubernur Jawa Tengah.

Yanuar Nugroho

 
KOMPAS.com/Sabrina Asril Deputi II Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho

Deputi II diisi oleh ekonom Yanuar Nugroho yang akan melakukan pengelolaan dan kajian program prioritas. Yanuar adalah dosen dan peneliti di Manchester Institute of Innovation Research, Manchester Business School dan peraih “Hallsworth Fellowship Award”.

Penghargaan itu adalah salah satu penghargaan internasional bergengsi di bidang ekonomi dan politik di Inggris. Yanuar juga menjadi orang Asia pertama yang menerima penghargaan tersebut.

Di sekolah bisnis nomor satu di dunia itu, Yanuar menjadi research associate di the Innovation, Policy and Management Division, yang memfokuskan diri pada inovasi teknologi dan perubahan sosial. Ia juga merupakan anggota dari research group Manchester Institute of Innovation Research (MIoIR/PREST) di bidang inovasi, pembangunan (development), dan keberlanjutan (sustainability).

Pria kelahiran Solo, 15 Januari 1972 ini pun aktif dalam beberapa NGO di Indonesia, yakni Business Watch Indonesia, Uni Sosial Demokrat, ELSPPAT/Institute for Rural Development and Sustainable Agriculture. Yanuar juga pernah bekerja di Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP atau UKP4) yang dipimpin Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com