Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Budi Gunawan Tak Permasalahkan Laporan ke Irwasum dan Propam

Kompas.com - 30/01/2015, 07:09 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kuasa hukum Komjen Pol Budi Gunawan, Razman Nasution mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan adanya laporan terhadap Budi Gunawan ke Divisi Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Polri dan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. Laporan itu terkait dugaan keterlibatan Budi dalam politik praktis pada Pemilihan Presiden 2014.

"Silakan lapor, tidak ada masalah. Kita akan siapkan jawaban-jawaban," ujar Razman, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Razman mengatakan, dugaan politik praktis yang dilakukan Budi pada saat pilpres sudah lama beredar di masyarakat. Menurut dia, pertemuan antara Budi Gunawan dengan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada saat Pilpres 2014 hanya pertemuan biasa dan tidak terkait keterlibatan Budi sebagai tim sukses Jokowi-Kalla.

"Dulu ada pertemuan Pak Trimedya dan Budi Gunawan. Tapi faktanya sudah diperiksa Kompolnas tidak ada masalah. Kalau sekarang ada yang mau lapor silahkan lapor," kata Razman.

Dilaporkan ke Propam

Sebelumnya, Forum Advokat Pengawal Konstitusi (Faksi) melaporkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan ke Divisi Inspektorat Pengawasan Umum serta Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Budi dilaporkan karena diduga terlibat dalam aktivitas politik praktis pada saat Pemilu Presiden 2014. Faksi menilai, hal tersebut merupakan pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh polisi aktif dengan terjun ke dalam politik praktis.

"Kami pertanyakan kenapa Komjen Budi Gunawan sampai bisa begitu leluasa masuk ke dalam ruang lingkup politik, lebih-lebih dalam kampanye politik," ujar salah seorang anggota Faksi, Petrus Selestinus, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Petrus mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh Faksi dari pemberitaan di media massa, Budi Gunawan diduga diikutkan dalam aktivitas politik sebagai tim sukses kampanye Pilpres 2014 pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Budi juga diduga terlibat dalam pembentukan konsep tentang visi misi Jokowi-Kalla di bidang pertahanan dan keamanan.

Jika dugaan-dugaan tersebut benar, Budi Gunawan dianggap tidak mengindahkan ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang melarang dan membatasi bahkan mengharuskan institusi Polri berikut anggotanya bersikap netral, tidak partisan, dan tidak boleh menjadi anggota partai politik. Saluran aspirasi bagi Polri terkait dengan arah kebijakan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan hanya boleh disalurkan melalui MPR RI.

Berdasarkan hal tersebut, Faksi meminta agar Divisi Propam Polri dan Irwasum Polri mengambil tindakan penegakan hukum dan disiplin etika profesi Polri dengan memanggil Budi. Mereka mendesak agar Budi dimintai keterangan untuk mengklarifikasi persoalan yang dituduhkan.

"Oleh karena itu, Faksi meminta (Wakil) Kapolri, Kadiv Propam Polri, untuk segera melakukan sebuah penyelidikan dan klarifikasi atas peristiwa berupa kegiatan politik praktis Komjen Budi Gunawan," kata Petrus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com