JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, mengkritik stasiun televisi TV One atas penyiaran hasil survei Gallup yang ada di situs CNN. Pasalnya, belakangan survei itu diketahui adalah survei palsu.
"Yang menjadi persoalan, pembohongan publik ini telah disiarkan secara besar-besaran oleh TV One yang dikenal sebagai televisi yang lebih berpihak ke Prabowo," kata Hasto melalui siaran pers, Rabu (25/6/2014).
Sebagai media nasional, menurut Hasto, TV One seharusnya melakukan pengecekan ulang terhadap suatu berita. Dengan begitu, tidak akan tersiar informasi yang menyesatkan masyarakat. (baca: Kisah Survei Palsu di "CNN" yang Menangkan Prabowo)
"Semua pihak, khususnya institusi penyiaran seperti TV One harus lebih berhati-hati, dan kepada Komisi Penyiaran Indonesia diminta untuk lebih proaktif mengambil tindakan teguran terhadap mereka yang mengabaikan prinsip keadilan dan pemberitaan yang berimbang," ujarnya.
Selain menyoroti TV One, Hasto juga mengkritik politisi Partai Gerindra, Pius Lustrilanang, yang juga menggembar-gemborkan survei itu di media sosial. Sama dengan TV One, menurut Hasto, Pius tidak berhati-hati dalam menyebarkan informasi kepada publik.
Sebelumnya, tulisan di situs berita CNN menjadi pembicaraan di media sosial. Tulisan itu mengabarkan soal survei yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Judul tulisannya "Indonesia Predict Prabowo Will Be Next Indonesian President". Tulisan itu menyebutkan, survei dilakukan oleh Gallup Indonesia. Hasilnya, 52 persen masyarakat Indonesia memperkirakan Prabowo akan menang, sementara yang memilih Jokowi 41 persen. Disebutkan, survei Gallup Indonesia dilakukan pada 10-21 Juni 2014.
Tulisan itu lalu disiarkan TV One pada Selasa (24/6/2014) malam. Belakangan diketahui tulisan itu gubahan atas artikel Lydia Saad yang pernah diterbitkan Gallup pada 16 Juni 2008. Sesungguhnya, tulisan survei Gallup palsu itu bukanlah artikel atau laporan yang diterbitkan CNN, melainkan tulisan yang ditulis oleh pembaca di laman iReport.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.