Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Prabowo Tak Pernah Klarifikasi Langsung Tuduhan Penculikan

Kompas.com - 21/06/2014, 05:18 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski saat ini kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia terkait penculikan aktivis pada tahun 1998 terus diangkat, tetapi mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto tidak pernah memberikan klarifikasi secara langsung.

Selama ini, klarifikasi mengenai tudingan pelanggaran HAM itu selalu disampaikan oleh para anggota tim sukses calon presiden nomor satu tersebut. Kenapa Prabowo enggan memberikan keterangan secara langsung ke publik?

"Kan itu sudah diklarifikasi oleh pengadilan. Dengan jelas di pengadilan. Dan itu adalah tim yang sangat besar. Jadi tidak mungkin klarifikasi orang per orang. Jadi kita percaya dengan hasil itu," kata Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi di Jakarta, Jumat (20/6/2014) malam.

Bila Prabowo harus mengklarifikasi masalah itu sendiri, ujar Suhardi, polemik justru tak akan selesai. "Nanti ada orang tanya lagi, tanya lagi," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Prabowo tak pernah memberi klarifikasi langsung soal hal itu karena enggan terus-menerus membahas masa lalu.

"Sudah banyak komentar (dari tim sukses). Lagi pula, kita bukan mau membahas masa lalu. Itu terjadi di abad 20, tahun 1998. Ini abad ke-21, yang jelas terjadi sekarang saja banyak pelanggaran korupsi dan segalanya," ujar Fadli.

Dugaan pelanggaran HAM oleh Prabowo diangkat lagi oleh mantan Panglima ABRI, Wiranto, yang kini ada di barisan partai pengusung pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dia mengadakan konferensi pers khusus tentang surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira yang beredar di media sosial, terkait pemberhentian Prabowo dari TNI.

Wiranto menyebut Prabowo terlibat penculikan aktivis saat menjabat Danjen Kopassus pada tahun 1998 dan atas inisiatif sendiri. Menurut Wiranto, tidak penting apakah Prabowo diberhentikan secara hormat atau tidak, tetapi dia meminta publik melihat substansi penyebab pemberhentian Prabowo.

Saat diminta komentar soal pernyataan Wiranto itu, Prabowo tetap bergeming. Dia tak memberikan banyak komentar. Prabowo mempersilakan masyarakat untuk menilai sendiri pernyataan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com