Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bicara Trisakti...

Kompas.com - 10/05/2014, 17:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


TOMOHON, KOMPAS.com - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo menjadi narasumber dalam kuliah umum di depan ratusan mahasiswa dari Universitas Negeri Manado pada Sabtu (10/5/2014) siang. Jokowi memperkenalkan kembali ajaran sang proklamator Indonesia, Ir. Soekarno kepada mahasiswa, yakni Trisakti.

"Ada tiga pilar bangsa yang kita punya. Berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan," ujar Jokowi.

Jokowi memaparkan, berdaulat dalam bidang politik berarti negara harus hadir di tengah rakyat dalam kondisi apa pun. Ia mengkritik pemimpin yang jarang ke lapangan dan hanya di kantor. Menurutnya, bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa mengeluarkan suatu kebijakan jika tidak memahami kondisi lapangan secara langsung. Hal itu menyebabkan banyak kebijakan yang menyimpang.

"Itu dia kenapa setiap hari saya jarang di kantor. Karena saya ini tahu, persoalan adanya di lapangan, bukan di ruangan AC, sejuk, kursinya empuk, tidur saja enggak ada yang tahu," ujarnya.

Ia mencontohkan penataan Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara. Karena fungsi kontrolnya lenyap, warga ilegal pun bermukim di sekitarnya sehingga mengurangi ruang terbuka biru. Berpuluh-puluh tahun negara tidak hadir di sana sehingga malah terjadi berbagai bencana, yakni kemiskinan, kebakaran, dan banjir.

Soal berdikari di bidang ekonomi, Jokowi mengambil contoh buah impor yang tidak terbendung masuk ke Indonesia. Menurutnya, kebijakan itu lahir karena pemimpin yang tidak berani membenahi infrastruktur demi pengembangan buah lokal dan alih fungsi lahan pertanian demi perumahan dan industri. Dengan dua aksi itu, Jokowi yakin swasembada buah dapat terjadi di Indonesia.

"Enggak usah jauh-jauh, di kota saja, pertanian bisa dilakukan dengan urban farming. Itu sudah saya lakukan di Jakarta. Dengan begitu, masyarakat berpenghasilan, bukan malah terima dari luar," ujar Jokowi.

Mengenai berkepribadian dalam kebudayaan, Jokowi mengatakan bahwa bangsa Indonesia sudah banyak diserbu kebudayaan asing sehingga kebudayaan asli Indonesia tergerus. Paling dekat dengan keseharian, yakni bagaimana orang muda harus menghormati orang tua. Demikian pula sebaliknya, yang tua menyayangi yang muda.

"Belajarlah dari Korea, seniornya gendong junior. Itu lambang budaya mereka. Kita pun demikian. Jangan sampai itu hilang," kata Jokowi.

Meski Jokowi bicara panjang lebar, ratusan mahasiswa mendengarkan dengan serius. Hanya beberapa gelintir yang tampak tak serius mendengar kuliah umum Jokowi tersebut. Jokowi menyelingi kuliah umumnya dengan melontarkan humor sehingga suasananya tidak kaku dan lebih santai.

Kota Tomohon menjadi kota kedua yang dikunjungi Jokowi dalam safari politiknya akhir pekan ini selain Manado. Setelah dari dua kota tersebut, Jokowi juga akan bertolak ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk bertemu relawan dan tim pemenangan pencapresannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com