Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, sejumlah figur yang digodok untuk mendampingi Jokowi telah diplot berdasarkan agenda permasalahan nasional yang dianggap harus cepat diselesaikan. Namun, Hasto tak mengungkapkan figur yang dimaksudnya.
"Ada argumentasinya. Tokoh yang muncul bisa jadi bagian dari penyelenggaraan negara. Nama-nama yang muncul bukan nama sembarangan," kata Hasto, saat dihubungi, Sabtu (10/5/2014).
Saat dipertegas bahwa opsi bakal calon pendamping Jokowi telah mengerucut pada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Hasto enggan menjawabnya.
Berdasarkan penilaiannya, kedua figur itu memiliki keunggulan di bidang masing-masing.
Ketika agenda besar pemerintah selanjutnya adalah pemberantasan korupsi, kata Hasto, sosok Abraham dianggapnya paling layak untuk mendampingi Jokowi.
Namun, jika agenda besarnya adalah untuk percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi, maka Kalla dianggapnya layak menjadi bakal cawapres Jokowi.
"Siapa cawapresnya, bisa dicari berdasarkan masalah yang ingin diselesaikan. Kita menyiapkan kepemimpinan nasional yang bukan bagi-bagi kursi," tandasnya.
Jokowi mulai membuka isyarat mengenai bakal cawapresnya. Opsi dianggap mengerucut pada figur asal Makassar, Abraham dan Kalla, setelah Jokowi mengatakan bahwa pilihannya tertuju pada figur dari luar Jawa, saat ia akan berangkat menuju Makassar.