"Kita lihat, artis yang cukup bersuara vokal dan kinerjanya bagus hanya sedikit. Tapi mayoritas artis itu tidak ada suaranya, bahkan beberapa artis terseret kasus korupsi," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Zaki Mubarok, seusai diskusi bertema "Politisi Artis vs Politisi Aktivis" di kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Zaki tak memungkiri bahwa sebagian artis yang menjadi wakil rakyat memiliki kompetensi bagus. Namun, ujar dia, mereka yang vokal saat sidang bukanlah artis biasa, melainkan artis yang memiliki latar belakang akademis.
"Nurul (Arifin), dia kuliah ilmu politik. Rieke Dyah Pitaloka, dia ngambil ilmu sosial. Mereka punya background yang melengkapi," ujar Zaki. Persoalannya, kata dia, justru datang dari sebagian artis yang tidak memiliki latar belakang akademis.
Zaki menyebut mereka yang berkinerja minimal sebagai sisi dagelan artis politik. Menurut dia, pelatihan singkat yang diberikan parpol kepada artis selama ini dianggap tidak mencukupi untuk meningkatkan kompetensi artis yang belum kapabel.
Karenanya, Zaki menyarankan partai politik agar mendukung artis yang diusungnya dengan staf ahli yang berkualitas. "Mereka kebanyakan dilepas. Padahal, yang kerja banyak staf ahlinya ini. Saya berharap partai-partai yang menaruh artis di caleg harus dikawal oleh staf ahli yang bagus. Karena kalau tidak, jadi panggung dagelan," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.