Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei "Kompas", Megawati dan Jokowi Penentu Peta Politik 2014

Kompas.com - 09/01/2014, 06:30 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Figur Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan menjadi penentu peta politik pada Pemilu 2014.

Bagi partai kompetitor PDI-P, cara paling rasional untuk memenangi pemilu adalah dengan mendorong PDI-P mengusung Megawati sebagai calon presiden. Setidaknya demikian, bila merujuk tren dukungan bagi para kandidat dan partai berdasarkan survei yang digelar harian Kompas pada 2012 sampai 2013.

"(Karena) kesempatan bagi partai-partai lawan untuk bisa bergerak naik hanya terjadi jika Jokowi tidak dicalonkan oleh PDI-P," menjadi salah satu kesimpulan dari survei tersebut. Dengan situasi itu, masa-masa sekarang ini menjadi hari-hari untuk adu jitu strategi di antara partai politik papan atas peserta Pemilu 2014.

Kajian Litbang Kompas menyatakan bahwa saat ini ada tiga kepentingan yang akan saling tarik-ulur terkait strategi PDI-P dengan fenomena kehadiran figur Jokowi yang dilematis. Tiga sentrum kepentingan itu adalah lingkaran dalam PDI-P, masyarakat, dan lawan politik.

Seandainya sentrum pertama linier dengan masyarakat luas, kekuatan partai kemungkinan akan membesar. Bila sentrum pertama condong pada kepentingan ketiga, maka PDI-P akan dilihat gampang disetir lawan politik, dan masyarakat akan mencari figur dari partai lain. Jika kemungkinan kedua yang terjadi, maka saat itulah kemungkinan muncul sosok-sosok yang semula tak diperhitungkan atau diperkirakan di jagad politik.

Dilema Jokowi

Sampai saat ini PDI-P belum pernah memunculkan sinyal nyata akan mengusung Jokowi untuk Pemilu Presiden 2014. Di kalangan internal, sosok Megawati Soekarnoputri masih punya banyak pengikut setia meskipun survei terakhir memperkirakan sebagian kader yang semula memilih Megawati beralih ke Jokowi.

Bila Jokowi diusung PDI-P untuk Pemilu Presiden 2014, maka hampir pasti gerbong suara PDI-P akan penuh sesak. Tipis peluang bagi partai lain untuk menjaga perolehan suara yang didulang pelan-pelan sekarang, apalagi menambah suara lagi.

Tren elektabilitas Jokowi yang terus menanjak adalah faktor yang akan sangat menguntungkan partai pengusungnya. Karenanya, tak pelak bila dikatakan bahwa tahun politik kali ini adalah uji strategi untuk PDI-P. Meskipun demikian, tak tertutup kemungkinan masih ada strategi tersembunyi lain PDI-P selain faktor Jokowi.

Survei "Kompas"

Rangkaian survei yang digelar harian Kompas menggunakan metode survei longitudinal, yakni meminta pendapat dari responden yang sama. Ketiga survei dilakukan secara tatap muka, dalam tiga periode waktu.

Survei periode pertama yang hasilnya dilansir pada Desember 2012 dilakukan pada rentang 26 November 2012 sampai 11 Desember 2012. Periode kedua, 30 Mei 2013 sampai 14 Juni 2013, dan diumumkan pada Juni 2013. Adapun periode ketiga terlaksana pada 27 November 2013 sampai 11 Desember 2013, diumumkan mulai Rabu (8/1/2014).

Melibatkan 1.380 sampai 1.400 responden dari 34 provinsi di Indonesia, survei menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dan rentang kesalahan (margin of error) 2,6 persen dalam penarikan sampel acak sederhana.

Hasil survei selengkapnya dapat dibaca di harian Kompas edisi Kamis (9/1/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com