Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY: Kenaikan Harga Elpiji Kewenangan Pertamina

Kompas.com - 05/01/2014, 14:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, ia sudah menerima laporan dari Wakil Presiden Boediono tentang dinamika yang terjadi atas kenaikan harga elpiji yang telah diputuskan Pertamina. Hal itu disampaikan Presiden saat membuka rapat terbatas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (5/1/2014).

Rapat ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Kapolri Jenderal Sutarman, Jaksa Agung Basrief Arief, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.

Pemerintah, lanjutnya, juga sudah memiliki solusi yang telah dirumuskan Wapres seusai rapat bersama dengan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan bersama menteri terkait pada Sabtu (4/1/2013) kemarin.

"Itu memang kewenangan Pertamina. Sesuai aturan yang berlaku dan tidak diperlukan persetujuan Presiden. Tetapi, karena situasinya sekarang menjadi perhatian publik yang cukup luas, pemerintah memandang perlu untuk mengelola persoalan ini sambil cari solusi yang tepat," kata Presiden.

Menurut Presiden, Pertamina tidak serampangan dalam menaikkan harga elpiji 12 kilogram.

"Saya boleh katakan barangkali Pertamina ketika mengambil keputusan untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram itu tentu dengan pertimbangan tertentu. Artinya, tidak dengan serampangan," ujar Presiden SBY. 

Presiden pun tak menutup kemungkinan pemerintah untuk melakukan komunikasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan. "Itu (komunikasi dengan BPK) dapat atau barangkali juga perlu kita lakukan. Karena, setiap kebijakan atau keputusan, tentu diniati atau diniatkan untuk tujuan yang baik," ujar Presiden.

Naik 68 persen

Seperti diberitakan, harga gas elpiji 12 kilogram mengalami kenaikan pada 1 Januari ini. Di Jakarta, gas elpiji 12 kilogram yang sebelumnya seharga Rp 78.000 melonjak drastis menjadi Rp 138.000. Kenaikan mencapai 68 persen. Akibatnya, beberapa masyarakat beralih ke tabung gas elpiji 3 kilogram yang disubdisi pemerintah. Banyaknya masyarakat yang beralih ini membuat tabung gas elpiji 3 kilogram semakin sulit ditemukan di pasar.

Pertamina berdalih pihaknya terpaksa menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebagai akibat dari bisnis yang terus merugi. Untuk tahun 2013 saja, Pertamina mengklaim merugi sampai sekitar Rp 7 triliun. Kerugian ini ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang akhirnya ditindaklanjuti Pertamina dengan menaikan harga gas non-subsidi tersebut.

Di sisi lain, Pertamina mengungkapkan kondisi bahan baku elpiji di pasaran sudah mencapai Rp 10.700 per kilogram. Beban Pertamina semakin bertambah saat kurs dollar semakin menekan nilai tukar rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com