Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Disudutkan Media, Ini Curhat Partai Demokrat

Kompas.com - 06/12/2013, 13:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jumat (6/12/2013) pagi, saat suasana dan aktivitas di Gedung Kompleks Parlemen sepi, Fraksi Partai Demokrat mengadakan jumpa pers. Dalam undangan yang menyebar di kalangan wartawan, tak disebutkan secara persis apa agenda atau materi yang akan disampaikan Demokrat. Hanya tertulis "Jumpa pers terkait masalah terkini". Ada apa gerangan?

Sejumlah media menduga bahwa jumpa pers kali ini terkait perkelahian adik M Nazaruddin, M Nasir, dengan Wakil Ketua Komisi IX Irgan Chairul Mahfidz. Namun, tebakan ini ternyata meleset. Jumpa pers hanya dihadiri dua pengurus Fraksi Partai Demokrat, yakni Ketua Fraksi Nurhayati Ali Assegaf dan Sekretaris Fraksi Teuku Riefky Harsha.

Nurhayati mulai mendominasi jumpa pers hari ini. Ia memulainya dengan mengungkapkan dukacita atas meninggalnya peraih Nobel Perdamaian, Nelson Mandela. 

Setelah itu, secara panjang lebar Nurhayati berkeluh kesah tentang partainya, yang menurut dia,  telah dipojokkan oleh media massa. Ia menyebutkan, selama ini kasus terkait Hambalang, Century, hingga SKK Migas selalu dikaitkan dengan Partai Demokrat dan sosok sang Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.

"Tidak ada hubungan antara Hambalang, Century, apalagi SKK Migas dengan sosok Presiden SBY. Jangan lagi membohongi masyarakat, menghubungkannya dengan Cikeas, berikan pemberitaan berimbang," kata Nurhayati.

Menurut Nurhayati, berita bohong dan memojokkan Demokrat itu hanya dilakukan beberapa media. Saat didesak untuk mengungkap identitas media itu, Nurhayati mengelak dengan alasan masyarakat sudah tahu media apa saja yang menyudutkan partainya. Nurhayati lantas menarik secarik kertas.

"Saya bacakan kembali Kode Etik Jurnalistik," ucapnya.

Meski wartawan bereaksi saat ia "menguliahi" tentang Kode Etik Jurnalistik, ia hanya tersenyum. Nurhayati membacakan pasal per pasal bunyi Kode Etik Jurnalistik yang mencakup larangan membuat berita bohong, fitnah, dan sebagainya.

"Ini bukan karangan saya. Partai Demokrat justru telah mengawal kebebasan pers dan pemberantasan korupsi," ucapnya.

Salah satu pemberitaan yang disebut Nurhayati mengganggu adalah soal sosok Bu Pur yang disamakan dengan sosok Bunda Putri. Menurutnya, keduanya adalah sosok berbeda. Nurhayati memastikan suami Bu Pur bukanlah Kepala Rumah Tangga Cikeas. Ia mengungkapkan, suami Bu Pur adalah teman satu angkatan dengan SBY di TNI.

"Kami minta dengan sudah dibacakannya kode etik, kami berharap ada berita berimbang. Istilahnya kembalilah ke jalan yang benar, ihdinasshiratal mustaqim," papar anggota Komisi VIII DPR ini.

Menyindir

Tak hanya "menguliahi" wartawan yang hadir, Nurhayati juga melontarkan sejumlah sindiran terhadap lawan politik Partai Demokrat. Salah satunya tentang kabar mangkirnya Tri Yulianto dari pemeriksaan KPK. Menurut Nurhayati, pemberitaan itu tidak benar karena Tri memang belum menerima surat panggilan dari KPK.

Ia pun menyindir sikap KPK yang lebih membiarkan seorang tersangka yang tidak juga diberikan tindakan tegas.

Seperti diketahui, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi proyek Hambalang. Meski sudah menjadi tersangka, Anas masih belum juga ditahan. Sindiran Nurhayati lainnya adalah soal sosok calon presiden yang berusaha memojokkan lawan politiknya melalui media massa.

"Orang boleh bermimpi menjadi capres, kami tidak perlu menuduh siapa pun. Kalau ingin jadi pemimpin silakan, ciptakan citra yang bagus, jangan suka fitnah," katanya.

Saat didesak apa langkah hukum yang akan dilakukan Partai Demokrat atas pemberitaan-pemberitaan ini, Nurhayati menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi Penyiaran Indonesia dan Dewan Pers.

"Tidak perlu menunggu laporan, tapi bergeraklah kalau itu memang tidak benar," kata Nurhayati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com