Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperiksa, Tri Dianto Bawa 3 Wanita ke KPK

Kompas.com - 15/11/2013, 12:40 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diperiksa sebagai saksi mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang, Jumat (15/3/2013). Tri tak datang sendirian, tetapi didampingi oleh tiga orang wanita.

Tiga wanita yang mendampingi Tri hanya tersenyum dan enggan memberi komentar. Ketiganya berambut panjang dan berpakaian rapi. Pada pemanggilan sebelumnya, loyalis Anas ini tidak datang dengan alasan surat dari KPK tidak sampai.

Icha Rastika/Kompas.com Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Cilacap Tri Dianto

"Saya diperiksa sebagai saksi atas nama tersangka Anas. Sebetulnya, kemarin ini saya dijadwalkan diperiksa, cuma bukan saya takut, tapi karena surat panggilannya enggak ada," kata Tri.

Sementara itu, Tri Dianto mengaku tak tahu adanya pemberian handphone BlackBerry oleh Anas saat Kongres Partai Demokrat tahun 2010. Tri meminta hal itu ditanyakan kepada mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang mengatakan hal itu.

"Nazaruddin main di tiga kaki, calon ketum ada tiga, siapa pun yang jadi bendahara umumnya ya, Nazaruddin. Kalau ada DPC atau orang dikasih BB oleh Nazarudddin, tanyakan ke Nazaruddin," kata Tri.

Selain diperiksa, Tri mengaku ingin meminta kembali uang Rp 1 miliar yang disita KPK saat penggeledahan di rumah Anas. Menurutnya, uang itu adalah kas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Sementara itu, Tri Dianto langsung masuk ke ruang tunggu KPK sebelum bisa dikonfirmasi mengenai ketiga wanita yang mendampinginya. Hanya, ketiga wanita itu tidak ikut ke dalam. Mereka sempat menunggu sebentar di belakang ruang tunggu KPK, lalu beranjak ke luar.

"Mau makan dulu," kata salah satu dari mereka.

Seperti diketahui, KPK juga tengah mendalami dugaan dana korupsi Hambalang dan proyek pemerintah lainnya yang mengalir ke Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Dalam dakwaan Deddy Kusdinar, Anas disebut mendapat Rp 2,21 miliar dari PT Adhi Karya. Uang itu kemudian disebut digunakan untuk keperluan Kongres Demokrat. Sebelumnya, KPK juga pernah memanggil sejumlah kader Demokrat untuk diperiksa sebagai saksi, di antaranya, Ruhut Sitompul, Sutan Bhatoegana, Ramadhan Pohan, Max Sopacua, dan Marzuki Alie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com