Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Tegaskan Tak Akan Batalkan Kerja Sama dengan Lemsaneg

Kompas.com - 07/10/2013, 16:33 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay meminta semua pihak yang menolak kerja sama KPU dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk membuat surat keberatan secara resmi. Hal itu disampaikan Hadar merespons banyaknya penolakan atas keputusan KPU menggandeng Lemsaneg untuk mengamankan data pada Pemilu 2014.

"Lebih baik mereka tulis surat resmi saja ke KPU. Jangan hanya berwacana di media," ujar Hadar, saat ditemui di kantornya di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (7/10/2013).

Hadar mengungkapkan, pihaknya akan menghormati setiap masukan dan kritik yang disampaikan berbagai pihak terkait rencana pengamanan data Pemilu 2014 oleh Lemsaneg. Meski demikian, tegas Hadar, KPU tidak akan serta merta mengevaluasi nota kesepahaman dengan Lemsaneg.

Ia menekankan, dalam bekerja, KPU bersifat mandiri. Oleh karena itu, KPU tidak akan membatalkan kerja sama itu hanya karena tekanan publik yang dinilai tidak beralasan.

"Kerja sama sejauh ini masih jalan. Kami kan lembaga yang mandiri. Kalau masukan, ya kami hormati," ujarnya.

Penolakan

Seperti diberitakan, berbagai penolakan mengemuka pascapenadatanganan MoU KPU dengan Lemsaneg, Selasa (24/9/2013) lalu.

Salah satu yang menolak adalah Wakil Ketua Komisi I TB Hasanudin. Dia mengatakan, DPR akan meminta penjelasan terkait rincian nota kesepahaman yang dilakukan kedua lembaga tersebut. Dia mengatakan, dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara DPR dengan KPU dan Lemsaneg, tidak disebut rincian alat dan sistem pengamanan seperti apa yang akan dilakukan nanti dalam pengamanan data pemilu.

“Di luar negeri tidak ada sebuah lembaga pengamanan negara seperti Lemsaneg dilibatkan dalam pengamanan data pemilu,” ujar TB Hasanudin, Minggu (6/10/2013).

Keberatan juga disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo. Menurutnya, DPR tidak pernah dikonsultasikan terkait kerja sama itu.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai, kerja sama penyelenggara pemilu dengan lembaga militer sangan mengkhawatirkan. Dia mengatakan, pelibatan militer dalam proses pemilu membuat data sulit di akses secara luas.

"Masalahnya bukan pada programnya. Tapi pada lembaga mana KPU bekerja sama. Saya sendiri berpendapat sebaiknya KPU menghindari kerja sama dengan lembaga mana pun yang mendatangkan rasa tak nyaman yang luas bagi para peserta pemilu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com