Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Lapas Rusuh Lagi, Jadi Apa Hasil Sidak Wamenhuk dan HAM?

Kompas.com - 19/08/2013, 12:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mempertanyakan hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana selama ini. Hal ini menyusul banyaknya kasus kerusuhan di lembaga pemasyarakat (lapas), seperti Labuan Ruku, Sumatera Utara.

"Mereka harus analisis kenapa kejadian-kejadian ini berulang. Inilah tugas dari Kemenhuk dan HAM, khususnya wamen yang selama ini aktif sidak ke lapas. Hasil sidaknya itu apa? Kan aktif sekali," ujar Marzuki di Kompleks Parlemen, Senin (19/8/2013).

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini melihat sidak tersebut dilakukan hanya untuk memberikan perlakuan tegas kepada napi.

"Tapi apakah mereka melihat hak-hak napi? Kan mereka manusia biasa juga, sebagai manusia mereka tentu punya hak dasar," ucap Marzuki.

Marzuki meminta Kemenhuk dan HAM melakukan investigasi soal kondisi lapas di Indonesia. Menurutnya ada banyak faktor kerusuhan kerap terjadi di lapas seperti diskriminasi, pelayanan buruk, hingga kelebihan penghuni lapas.

"Ini harus dipelajari apakah salah SDM petugasnya atau lapasnya. Segera dicarikan solusi," imbuh Marzuki.

Seperti diketahui, kerusuhan pecah di dalam Lapas Labuan Ruku, Sumatera Utara, pada Minggu (18/8/2013). Peristiwa bermula saat tahanan memanggil sipir dan memukulinya. Diduga ada tahanan yang memprovokasi hingga akhirnya terjadi kerusuhan dan pembakaran.

Ketika itu, lapas hanya dijaga dua orang aparat kepolisian dan dua petugas lapas. Akibat peristiwa ini, sebanyak 25-30 orang tahanan kabur dari lapas. Hingga kini, Kementerian Hukum dan HAM masih mendata jumlah tahanan yang melarikan diri.

Sebelum peristiwa kerusuhan di lapas ini, kerusuhan dan pembakaran serupa juga terjadi di Lapas Tanjung Gusta. Ratusan napi ketika itu berhasil lolos, beberapa di antaranya bahkan masih buron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com