JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, maskapai penerbangan lebih siap menghadapi kenaikan jumlah penumpang pada arus mudik tahun ini. Hal ini menyebabkan kenaikan jumlah pemudik dengan pesawat tahun ini lebih besar dibanding pertumbuhan jumlah pemudik dengan kereta api.
"Ada dua penyebab meningkatnya pemudik menggunakan pesawat. Pertama, meningkatnya kemampuan masyarakat untuk membeli tiket pesawat. Kedua, persiapan maskapai penerbangan mengantisipasi meningkatnya jumlah pemudik pesawat," ujar Bambang di Jakarta, Senin (5/8/2013).
Penyebab pertama terjadi karena meningkatnya pendapatan masyarakat yang didorong oleh kondisi perekonomian nasional yang positif. Adapun penyebab kedua disebabkan kesiapan yang matang dari maskapai nasional dengan membeli pesawat baru sejak berbulan-bulan sebelumnya.
Berbeda dari pesawat terbang, pada moda transportasi kereta api justru tidak terjadi peningkatan jumlah penumpang secara signifikan, yaitu sekitar 1,6 persen. Jika dalam moda transportasi udara permintaan pemudik bertemu dengan kesanggupan maskapai menyediakan layanan penerbangan, hal ini tidak terjadi pada moda transportasi kereta api.
"Peminatnya sebenarnya banyak, tapi karena fasilitas kereta api tidak memadai, jadi tidak ada peningkatan yang signifikan," jelasnya.
Menurut Bambang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebenarnya memiliki lokomotif yang cukup, tetapi jumlah gerbongnya yang tidak memadai. Selain terbatasnya jumlah gerbong kereta api, masalah lainnya adalah minimnya double track atau rel ganda. Ketiadaan rel ganda inilah yang menyebabkan kereta api tidak memiliki intensitas perjalanan yang banyak.
"Kalau pesawat punya trip (intensitas perjalanan) yang lebih banyak karena jauh lebih cepat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.