Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangka Pendek dan Panjang Hadapi Meroketnya Harga Kedelai

Kompas.com - 28/07/2012, 15:56 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian, Achmad Suryana mengatakan, pemerintah sedang concern dalam rangka mengatasi harga kedelai yang kian mengalami kenaikan harga. Imbasnya, para pengrajin tempe tahu ditanah air terpaksa mogok produksi. Adapun yang diupayakan pemerintah dalam jangka pendek yaitu, menurunkan bea masuk kedelai bahkan pada level 0 persen. Sedangkan dalam jangka panjang berkonsentrasi memproduksi kedelai.

"Kita harus mencari solusi yang terbaik. Pemerintah tentunya konsen terhadap persoalan ini. Kami sudah melakukan kordinasi dan sudah mengambil beberapa keputusan. Bea masuk sudah diturunkan. Serta kami akan mendorong koperasi agar bisa mengimpor secara langsung. Ini solusi jangka pendek. Semoga itu bisa dilakukan," kata Achmad Suryana, saat diskusi Sindo Radio bertajuk "Memble Tanpa Tempe" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2012).

Selanjutnya, setidaknya dimulai dari musim ini pemerintah akan mulai menyiapkan produksi kedelai. Diikuti dengan perluasan areal, yang diharapkan berkualitas sangat tinggi. Sehingga bisa menghasilkan mencapai tiga ton per hektar. Pemerintah mesti mampu mengoptimalkan produksi kedelai. Sehingga pendapatan perlahan bisa ditingkatkan.

"Dalam waktu jangka panjang, dimulai musim ini pemerintah akan mengupayakan produksi kedelai melalui perluasan area. Diharapkan akan menghasilkan kualitas yang tinggi. Dan mampu mencapai tiga ton per hektar," kata Achmad.

Selain itu, juga akan diberdayakan mengenai bibit unggul dengan model penanaman optimal agar hasilnya baik. Namun, segalanya perlu dipersiapkan termasuk keahlian para petaninya. Upaya yang perlu dilakukan adalah mengintensifkan kemampuan para petani kita sehingga sistem usaha petani kedelai bisa terlaksana dengan baik. Achmad menolak dikatakan pemerintah sedang mengalami situasi darurat mengenai masa depan ketahanan pangannya.

"Ini bukan emergency. Yang terpenting, kita harus mencari solusi yang terbaik. Jelas pemerintah concern soal ini, katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Nasional
    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Nasional
    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Nasional
    Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

    Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

    Nasional
    Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

    Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

    Nasional
    Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

    Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com