Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Bertemu Warga Indonesia di Slovenia

Kompas.com - 17/05/2012, 13:28 WIB
Tri Agung Kristanto

Penulis

LJUBLJANA, KOMPAS. com - Puluhan warga Indonesia, beserta keturunannya, yang sekarang tinggal di Slovenia merindukan sapaan dari para pemimpin nasional. Karena, lebih dari 20 tahun terakhir ini tak ada pemimpin nasional dari Indonesia yang mengunjungi dan menyapa mereka.

Kerinduan itu terungkap dalam pertemuan warga Indonesia dengan Presiden Kelima Republik Indonesia (RI), Megawati Soekarnoputri di Hotel Lev, Ljubljana, Slovenia, Rabu (16/5/2012) malam atau Kamis pagi waktu Jakarta. Pertemuan itu diikuti sekitar 60 warga Indonesia, termasuk warga Slovenia yang memiliki kedekatan dengan Indonesia.

Wartawan Kompas Tri Agung Kristanto melaporkan, Megawati dalam pertemuan itu didampingi, antara lain Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo, Ketua Fraksi PDI-P DPR Puan Maharani, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soemarno, serta Aris Munandar dari Kedutaan Besar RI di Austria. Selain warga Indonesia, hadir pula Breda Pavlic, istri Duta Besar Yugoslavia untuk Indonesia yang pertama serta Konsul Kehormatan RI untuk Slovenia, Arne Mislej dan Christian Bradach.

Sebelum berdiri sebagai negara sendiri tahun 1991, Slovenia adalah bagian dari Yugoslavia. Presiden Pertama Yugoslavia Josiph Broz Tito adalah sahabat Presiden Pertama RI, Soekarno, yang juga ayah dari Megawati. Usman Djalil, yang mewakili warga Indonesia di Slovenia, menuturkan, ada dua generasi warga Indonesia di negara pecahan Yugoslavia.

Yang pertama, termasuk dirinya, adalah mahasiswa yang dikirimkan Soekarno untuk belajar di Yugoslavia pada tahun 1960-an. Mereka tidak kembali ke Indonesia, karena berbagai alasan. Mereka akhirnya membentuk keluarga, dan kini sudah beranak-cucu di Slovenia. Generasi kedua, adalah mereka yang masuk ke Slovenia di era globalisasi. Mereka tinggal di Slovenia, karena menikah dengan warganegara Slovenia atau bekerja di Slovenia.

"Saat ini ada sekitar 20 keluarga warga Indonesia di Slovenia," kata Usman. Namun, kedua kelompok generasi warga Indonesia di Slovenia tetap selalu merindukan Tanah Air, dan disapa pemimpin nasional. Karena, kata Usman, meski dirinya dan generasi pertama warga Indonesia di Slovenia kini tidak lagi berstatus warganegara Indonesia, tetapi mereka mendidik keluarganya untuk tetap dekat dengan Indonesia.

Dalam pertemuan itu, sejumlah anak-anak keturunan Indonesia tetap bisa juga berbahasa Indonesia. Megawati pun merangkul hangat warga Indonesia di Slovenia, dan mengatakan ia juga memiliki kedekatan dengan mereka. Tahun 1961, ia mengunjungi Yugoslavia untuk mengikuti konferensi Gerakan Nonblok. Warga Indonesia di Slovenia pun berfoto bersama Megawati secara bergantian. Megawati juga memberikan oleh-oleh dari Indonesia pada warga Indonesia, terutama yang termasuk generasi pertama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com