Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din: Tak Ada Agama yang Menolak Perbedaan

Kompas.com - 12/02/2012, 17:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, tidak ada agama di Indonesia yang menolak perbedaan.

”Dalam kesempatan yang baik ini, kami menyatakan tidak ada agama di Indonesia yang menolak keberagaman. Jangan selalu mencari apa yang beda, tetapi ambil berbagai persamaan yang ada untuk hidup rukun dan damai di Indonesia,” kata Din dalam acara peringatan Pekan Kerukunan Antarumat Beragama Sedunia 2012 di Auditorium Nusantara, Gedung MPR/DPR Jakarta, Minggu (12/2/2012).

Selain Din, hadir pula ratusan pemeluk beragama di Indonesia yang dipimpin oleh perwakilan dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Andreas Sewangu, Persatuan Hindu Dharma Indonesia(PHDI) I Nyoman Udayana, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Philip Wijaya, Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia (Mataki) Wawan Wiratma, dan perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI).

Dalam acara yang bertema ”Keberagaman Menciptakan Harmoni Bangsa Indonesia” tersebut, baik para pemuka maupun perwakilan dari agama-agama di Indonesia menyatakan komitmen mereka untuk menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di bawah naungan Pancasila.

Din juga mengatakan, pemilihan Gedung MPR/DPR sebagai tempat peringatan Pekan Kerukunan Antarumat Beragama Sedunia bertujuan untuk mendekatkan hubungan antarumat beragama dengan wakil rakyat.

Hal tersebut ditanggapi positif oleh Ketua MPR Taufiq Kiemas. Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengatakan, MPR akan mendukung setiap bentuk kegiatan yang mendukung terciptanya harmoni antarumat beragama di Indonesia. ”Dari tahun ke tahun, MPR mendukung kegiatan yang mengikrarkan kembali komitmen kerukunan antarumat beragama di Indonesia,” kata Taufiq.

Sementara itu, wakil PHDI I Nyoman Udayana mengatakan, semua manusia di hadapan Tuhan adalah sama. ”Hanya baik dan buruk yang membedakan kita. Jadi selayaknya semua manusia hidup rukun dengan segala keragamannya,” kata I Nyoman.

Ia menambahkan, hendaknya ada penghormatan dan penghargaan antarumat beragama sehingga tidak ada lagi istilah kesewenangan kaum mayoritas dan rintihan golongan minoritas. Selain itu, negara juga harus menjamin kebebasan itu demi menjaga keharmonisan antarumat beragama. ”Negara sudah menjaminnya dalam undang-undang, dalam penerapannya jangan ada pilih kasih antara mayoritas dan minoritas,” katanya.

Pekan Kerukunan Antarumat Beragama Sedunia diperingati selama minggu pertama Februari yang ditetapkan oleh Sidang Umum PBB sejak Februari 2011. Peringatan ini berfokus pada kesepahaman semua pihak akan pentingnya dialog yang menjembatani antarumat beragama untuk mempromosikan kerukunan dan perdamaian tanpa memandang agama yang dianutnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com