Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I DPR Pertanyakan Sengketa Perbatasan

Kompas.com - 10/10/2011, 11:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil semua pihak terkait untuk mempertanyakan masalah sengketa wilayah dengan Malaysia di Dusun Camar Bulan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

"Saya sudah bicara kepada teman-teman (Komisi I), dan semua mendukung untuk memperdalam masalah ini dan mempertanyakan kepada siapa pun yang harus bertanggung jawab," kata Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin di Kompleks DPR, Senin (10/11/2011).

Hasanuddin mengatakan, ia sudah berbicara dengan pihak Kementerian Luar Negeri untuk membahas masalah ini. Pihak Kemlu, kata dia, berharap agar Bakorsultanal, dinas pemetaan, dan pihak lain ikut diundang DPR.

Berdasarkan informasi di lapangan, kata dia, Malaysia telah mengklaim bahwa wilayah di Dusun Camar Bulan dan Tanjung Datuk merupakan wilayahnya. Padahal, tutur dia, berdasarkan peta Belanda van Doorn tahun 1906, peta Samba Borneo buatan Belanda, dan Peta Federal Malay State tahun 1935 buatan Inggris, wilayah itu termasuk wilayah Indonesia.

"Kemudian ada MOU Border Commitee tahun 1976 di Kini Balu dan dilanjutkan MOU antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia, yaitu Border Committe tahun 1978 di Semarang. Itu ada patok-patoknya. Ternyata sekarang patok itu kok bisa berubah?" tuturnya.

Di Camar Bulan, kata politisi PDI-P itu, Malaysia sudah menguasai seluas 1.495 hektar. Sementara itu, di wilayah Tanjung Datuk, katanya, Indonesia kehilangan 800 meter garis pantai.

Bagaimana kondisi di wilayah itu saat ini? Menurut Hasanuddin, Malaysia sudah membangun taman nasional dan budidaya penyu. Dia belum dapat informasi sejak kapan aktivitas itu berlangsung. Namun, jika melihat bangunan, Hasanuddin memperkirakan aktivitas sudah di atas lima tahun.

"Kalau masih status quo dijaga dong. Jangan sampai ada kegiatan orang lain. Kelihatannya ada kesalahan besar pada tim border committee. Dia tidak mengikuti peta-peta itu, atau ada kelalaian, atau ada kesengajaan. Itu perlu kita perdalam karena tidak boleh menggadaikan (wilayah) untuk kepentingan pribadi," kata dia.

Sebelumnya, juru bicara Kemlu, Michael Tene, mengatakan, batas wilayah RI-Malaysia di daerah Kampung Camar saat ini masih dalam tahap perundingan. Perundingan lanjutan akan berlangsung pada 16-18 Oktober.

Michael menegaskan, Pemerintah Indonesia dalam setiap perundingan perbatasan selalu mengedepankan kepentingan nasional dan berpedoman kepada Konvensi Hukum Laut yang dibuat PBB (UNCLOS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com