Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Lintas Agama Pastikan ke Istana

Kompas.com - 17/01/2011, 18:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh lintas agama memastikan akan memenuhi undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden, Senin (17/1/2011) pukul 20.00. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyatakan akan tetap solid pemerintah untuk segera mengakhiri pengingkaran terhadap UUD 1945.

"Tetap solid, tidak ada satupun yang mundur. Semuanya setuju. Tidak ada pengurangan kata-kata dalam pernyataan terbuka tokoh-tokoh agama," kata mediator tokoh lintas agama, Effendi Ghazali, dalam siaran pers di Maarif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam 2, Jakarta Selatan, petang ini.

Effendi mengatakan, dari sembilan tokoh agama yang membuat pernyataan terbuka kepada pemerintah, hanya dua tokoh yang tak bisa hadir di Istana, yakni mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif dan Solahuddin Wahid. Buya Syafii berhalangan hadir karena tengah berada di Yogyakarta, sementara Gus Solah urung hadir karena tidak mendapat undangan.

Tujuh tokoh agama yang lain adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr MD Situmorang, Bhikku Sri Pannyavaro, Nyoman Udayana Sangging, Andreas Yewangoe, Franz Magnis Suseno, dan Djohan Effendi.

Ia menjelaskan, semua tokoh menerima tiga surat undangan. Namun, ada dugaan pemerintah plinplan karena berubahnya pihak yang dituju dalam surat undangan itu. "Pertama, ditujukan buat pribadi. Kedua, untuk lembaga. Ketiga, lembaga," katanya.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas A Yewangoe menegaskan, apa yang disampaikan tokoh-tokoh lintas agama adalah sebuah pernyataan moral. Tugas pemimpin agama memperingatkan pemerintah bahwa ada yang tidak beres di negara kita.

"Ada kesenjangan antara ucapan dan tindakan atau pernyataan dan kenyataan. Kalau dibiarkan, negara akan menemui kesulitan," kata Andreas.

Pekan lalu para tokoh agama ini membuat pernyataan sikap mengkritik pemerintah. Mereka menyebut, pemerintah telah banyak melakukan kebohongan. Mereka mengingatkan sembilan kebohongan lama dan sembilan kebohongan baru. Oleh karena itu, mereka mencanangkan tahun ini sebagai tahun perlawanan terhadap kebohongan dan pengkhiatanan.

Pemerintah menyatakan tidak terima dikatakan telah melakukan banyak kebohongan atas nama rakyat. Pemerintahan SBY meminta agar hal tersebut segera diluruskan. Pasalnya, hal itu menyangkut kredibilitas, kehormatan, dan integritas pemerintahan SBY, mulai dari Presiden hingga camat. Dalam konteks inilah pertemuan malam nanti digelar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Nasional
    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Nasional
    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Nasional
    Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

    Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

    Nasional
    Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

    Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com