Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Simalungun yang Coba Menyuap

Kompas.com - 09/12/2010, 12:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) memenangkan pasangan JR Saragih dan Nuriaty Damanik, 24 September lalu, sehingga mereka kini menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Simalungun.

Namun, di balik proses kemenangan ini ternyata masih tersisa pertanyaan panjang hingga saat ini. Pasangan ini diduga mencoba menyuap hakim MK. Ketua MK Mahfud MD membeberkan kasus ini secara terbuka dalam keterangan pers bersama tim investigasi internal MK, Kamis (9/12/2010).

Tim yang seharusnya menelusuri tiga dugaan kasus dari opini Refly Harun ternyata meluaskan investigasi ke kasus sengketa pilkada yang kala itu Refly pula menjadi kuasa hukum pasangan ini. "Nuansa pemilihan itu adalah kasus yang Saudara Refly tangani. Yaitu Bupati Simalungun. Ketika Refly minta success-fee, bupati bilang minta diskon karena sekitar Rp 1 miliar akan diserahkan untuk hakim MK," ungkap Mahfud yang diikuti ekspresi kaget dari Refly.

Menurut versi Mahfud yang telah mendengarkan laporan tim sebelumnya, JR Saragih menyerahkan uang tersebut lewat supirnya. Namun, ketika si supir yang bernama Purwanto dikonfirmasi, dia mengaku tidak tahu menahu. "Berarti ada percobaan penyuapan. Hakim (yang katanya meminta uang) itu akan memberi konfirmasi dan akan mengadu ke KPK. Saya akan minta KPK panggil paksa Bupati Simalungun itu, cari tahu diserahkan ke siapa," tandasnya kemudian.

Refly yang dimintai konfirmasinya kemudian mengatakan bahwa dia menghormati pernyataan Mahfud tersebut. Namun, dia sangat menyayangkan Mahfud menyebut nama-nama pihak yang terlibat padahal dalam kesepakatan sebelumnya tidak demikian.

"Kita berusaha melindungi narasumber, karena kita harus menghargai asas praduga tak bersalah. Tapi ternyata Pak Mahfud sudah menyebutkan secara lebih jelas. Saya ingin katakan apa hasil temuan kita beri tertutup ke MK dan tidak ingin menyebut nama orang, karena kita proses investigasi internal. Bukan proses pro-yustisia yang harusnya ada di lembaga penegakan hukum," katanya.

Pengamat hukum tata negara ini membenarkan bahwa JR Saragih adalah kliennya, namun dia tidak tahu bahwa kliennya ini ingin bermain-main dengan MK. "Bukan saya yang main success fee, tapi dia minta diskon karena dia diminta hakim uang. Itu pengakuan dia. Ini dikonfirmasi oleh saksi-saksi lainnya. Ada keterangan tertulis saya. Ketika dia katakan begitu, saya bereaksi untuk melaporkan ke KPK untuk menjebak, menangkap hakim itu. Tapi yang bersangkutan memohon, meminta jangan dulu karena yang bersangkutan menang secara betul," ungkapnya.

Sementara itu, hakim MK lainnya, Akil Mochtar membenarkan dirinya yang diduga memeras sang Bupati pascakemenangan dia dan pasangannya di MK. Namun, Akil membantah hal itu. "Nanti aku lapor ke KPK (soal) Bupati Simalungun, (tentang) percobaan penyuapan hakim MK. Dia, Refly. ikut sebagai midedader (orang yang turut serta)," tegasnya ketika dihubungi wartawan.

Menurutnya, Refly sebagai kuasa hukum JR Saragih yang mencari-cari masalah. "Dia nagih fee lalu si bupati nawar karena katanya sebagian untuk saya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

    Nasional
    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Nasional
    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Nasional
    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Nasional
    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Nasional
    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

    Nasional
    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com