Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Meminta Pengecekan Senjata di Gudang

Kompas.com - 23/09/2010, 14:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-serangan berdarah oleh kelompok bersenjata ke Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menggunakan beberapa senjata militer, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Panglima TNI dan Kepala Kepolisian Negara RI agar melakukan pengecekan sampai gudang-gudang dan satuan TNI dan Polri yang terkecil.

"Jadi, dalam rapat politik, hukum, dan keamanan (polhukam) kemarin, Presiden menegaskan kembali agar dilakukan pemeriksaan sampai di gudang-gudang TNI dan Polri di kesatuan yang terkecil. Senjata itu harus terkontrol dan dikendalikan sampai satu butir peluru yang keluar," tandas Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi kepada Kompas di ruang kerjanya di lantai dua Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (23/9/2010) siang.

Sebagaimana diberitakan, Mapolsek Hamparan Perak diserang kelompok bersenjata yang melibatkan 15 orang dengan menggunakan enam motor yang menewaskan tiga anggota Polri di mapolsek tersebut. Para penyerang menggunakan senjata panjang militer jenis AK-47, M-16, dan SS-1.

Menurut Sudi, dengan pengecekan kembali peralatan, senjata, serta amunisi militer dan polisi, keberadaan senjata, amunisi, serta peralatan militer dan polisi dapat selalu terkontrol dan dikendali. "Dengan demikian, kita disegarkan kembali untuk mengawasi senjata dan itu bisa menutup kemungkinan penyalahgunaan senjata, amunisi, serta peralatan militer dan polisi," kata Sudi lagi.

Menurut Sudi, rapat polhukam kemarin diselenggarakan di Kantor Presiden dan menghadirkan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso beserta tiga Kepala Staf Angkatan Darat, Laut dan Udara, serta Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Mensesneg, dan Wakil Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Tentang kemungkinan senjata yang digunakan kelompok bersenjata di Mapolsek Hamparan Perak, Sudi mengatakan, ada kemungkinan dari luar TNI atau Polri, mengingat jenis senjata yang ada, seperti AK-47, merupakan jenis yang sudah lama tidak digunakan lagi oleh TNI dan Polri sejak tahun 1965. "Kalau jenis senjata M-16 dan SS-1 mungkin saja ada yang diekspor atau bagaimana. Akan tetapi, nanti akan bisa ketahuan dari mana asal-usul senjata itu jika sudah tertangkap dan pegang bukti karena, kan, ada registernya dari mana," katanya.

Namun, lanjut Sudi, ia berharap senjata-senjata tersebut bukan berasal dari TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Nasional
    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Nasional
    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Nasional
    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Nasional
    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

    Nasional
    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Nasional
    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com