Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktisi Hukum: Aparat Kita Beraninya dengan Partai Kecil

Kompas.com - 24/04/2017, 22:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Praktisi hukum Umar Husin menilai, aparat penegak hukum di Indonesia tebang pilih di dalam mengusut perkara korupsi.

"Aparat hukum kita beraninya sama partai kecil. Kalau PPP dan PKS (korupsi), pasti langsung disikat. Tapi kalau yang korupsi Golkar dan PDI-P, pasti muter-muter dulu itu," ujar Umar dalam sebuah diskusi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/4/2017).

Umar mencontohkan, terdapat dua perkara korupsi yang diduga kuat melibatkan oknum di Partai Golkar dan PDI Perjuangan di mana penyelesaian perkaranya lamban dan terkesan diulur-ulur, yakni korupsi e-KTP dan BLBI.

"Lihat saja kasus e-KTP. Berapa tahun itu baru disidik lagi coba? Dan juga kasus BLBI kapan hari saya baca di media itu juga akan dibuka lagi penyidikannya," ujar Umar.

Umar menegaskan, KPK jangan takut terhadap kelompok politik tertentu. KPK harus sadar bahwa apapun yang terjadi publik akan tetap mendukungnya.

Baca: Praktisi Hukum Sebut Korupsi di Eksekutif Lebih Besar Dibanding di DPR RI

Umar sekaligus menyoroti pimpinan KPK saat ini yang dinilai terlalu banyak berhubungan dengan Presiden Joko Widodo.

"Janganlah menghadap-menghadap lagi. KPK juga kadang-kadang enggak dipanggil, tapi menghadap sendiri. Bilang, Pak, ini ketua partai politik (terjerat korupsi), bagaimana? Ya susah," lanjut Umar.

Ke depan, Umar berharap KPK dan Polri cepat dalam proses hukum kasus korupsi. Terutama yang melibatkan tokoh politik tertentu.

Baca: KPK Minta Dukungan DPR Berantas Korupsi

Hal ini demi menghindari munculnya prasangka ada negosiasi di antara pelaku dengan penegak hukum.

"Kalau proses hukumnya cepat, publik akan percaya. Oh tidak ada main-main ini. Apalagi menyentuh tokoh-tokoh politik yang punya kekuatan," ujar Umar.

Kompas TV Teror Keji Terhadap Penyidik KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com