Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Sebut SBY Bereaksi Saat Dituduh "Tunggangi" Demo 4 November

Kompas.com - 15/11/2016, 07:35 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi intelijen yang diterima presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menyebut bahwa ada tuduhan terhadap Partai Demokrat sebagai penggerak dan pendonor aksi demonstrasi pada Jumat (4/11/2016).

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dalam program acara "Aiman" yang disiarkan Kompas TV, Senin (14/11/2016) malam.

"Ada informasi bahwa Partai Demokrat menunggangi demo itu," ujar Syarief.

Syarief mengatakan, SBY merasa informasi yang diterimanya bukanlah sekadar 'kabar burung'. Sebab, kata Syarief, SBY memiliki pengalaman sepuluh tahun berkuasa di Indonesia sehingga banyak menerima informasi dari berbagai sumber.

Selain itu, SBY juga ikut memantau situasi politik dan perkembangan media sosial.

"Sehingga dia mendapatkan kesimpulan informasi yang cukup akurat bahwa ada informasi yang mencurigai seakan-akan demo ditunggangi sosok tertentu," kata Syarief.

Kendati demikian, lanjut Syarief, SBY merasa informasi intelijen itu keliru karena bukan Demokrat yang menggerakkan aksi demonstrasi.

Untuk itu, SBY melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada Selasa (1/11/2016) untuk mengklarifikasi informasi tersebut.

"Ini baru informasi. Pak SBY merasa perlu melakukan komunikasi dengan Pak Wiranto yang mengetahui suasana politik pada saat itu dan bertemu dengan Pak Wapres," ucap Syarief.

Adapun jumpa pers yang digelar SBY, kata Syarief, dimaksudkan agar tak ada simpang siur informasi di masyarakat.

SBY ingin masyarakat mengetahui bahwa informasi yang menuduh Partai Demokrat tersebut tidak benar.

"Dan supaya masyarakat tahu secara clear, maka dibutuhkan penjelasan dari Ketua Umum Partai Demokrat," kata Syarief.

(Baca juga: SBY, Agus Yudhoyono, dan Pesan yang Dikirim dari Cikeas...)

SBY sebelumnya bereaksi atas informasi yang disebutnya berasal dari intelijen bahwa ada parpol yang menggerakkan dan mendanai rencana aksi unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah dan menghina.

"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol, melakukan seperti itu," kata SBY.

Kompas TV SBY Bantah Demo 4 November Digerakkan Parpol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com