Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Pelajari Penanganan Penyimpangan ke FBI

Kompas.com - 31/10/2016, 15:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Tim Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (31/10) ini, akan memulai kunjungan ke Biro Investigasi Federal (FBI) di Washington DC, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, tim KPK akan mempelajari pola FBI menangani program jaminan kesehatan, termasuk penanganan penyimpangan di sektor itu.

Dua unsur pimpinan KPK, yakni Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, didampingi beberapa anggota staf, termasuk anggota staf Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK sudah tiba di Washington DC, Sabtu pagi waktu setempat atau menjelang Minggu (30/10) dini hari waktu Indonesia bagian barat.

Agus Rahardjo, saat dihubungi dari Jakarta, kemarin, menuturkan, tim KPK akan mengunjungi sejumlah instansi penegak hukum AS di Washington DC, tetapi mereka akan lebih banyak berinteraksi dengan FBI. Kunjungan kerja KPK itu akan berlangsung hingga Sabtu pekan depan.

"Kami akan lebih banyak membicarakan capacity building (pembangunan kapasitas) untuk staf KPK," kata Agus.

KPK sudah mulai merintis kerja sama dengan FBI sejak tahun 2008. Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara FBI dan KPK diwakili oleh Wakil Direktur FBI John Pistole dan Ketua KPK saat itu, Antasari Azhar, di Jakarta.

Salah satu fokus kerja sama yang dijalin saat itu, antara lain, adalah bantuan pengembalian aset hasil korupsi ataupun pemulangan koruptor Indonesia yang kabur ke AS dengan mempertimbangkan hukum di kedua negara (Kompas, 19/11/2008).

Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi KPK Dedie A Rachim menambahkan, KPK akan membahas pola penanganan program jaminan kesehatan di AS, yang punya beberapa kemiripan dengan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Indonesia.

Tim Direktorat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) KPK akan mempelajari penanganan fraud (kecurangan) ataupun penyebab defisit anggaran pada sistem jaminan kesehatan di AS.

"Informasi awal, defisit program jaminan kesehatan sudah lama terjadi di AS. Di Indonesia, baru belajar (menerapkan jaminan kesehatan)," kata Dedie.

Dalam beberapa kesempatan, Deputi Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menuturkan, KPK sudah membuat kajian tentang sistem jaminan kesehatan nasional. Salah satu alasan KPK fokus pada bidang itu karena selain menyangkut hajat hidup orang banyak, juga disebabkan anggaran kesehatan makin besar. BPJS setidaknya mengelola dana Rp 30 triliun hingga Rp 42 triliun. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah peserta BPJS Kesehatan. (GAL)

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2016, di halaman 4 dengan judul "KPK Pelajari Penanganan Penyimpangan ke FBI".

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com