Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawah Candradimuka Kepemimpinan Nasional Ada di Daerah

Kompas.com - 24/10/2016, 09:26 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dulu, mimpi menjadi presiden mungkin hanya dimiliki oleh mantan jenderal, ketua umum partai, pengusaha, dan tokoh nasional lainnya.

Itu terlihat dari nama-nama calon presiden usai runtuhnya Orde Baru yang didominasi empat golongan tadi.

Ya, sepanjang 1999 hingga 2009, beberapa nama seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Jusuf Kalla masih setia menghiasi panggung politik nasional.

Namun, terpilihnya Jokowi sebagai presiden pada 2014 meninggalkan tren politik baru. Konstelasi politik nasional berubah. Kini bukan lagi ketua umum partai, mantan jenderal, dan pengusaha yang berpeluang besar menjadi presiden, melainkan kepala daerah.

Di media sosial yang menjadi salah satu ruang publik terbesar, masyarakat bahkan tak lagi mengelu-elukan tokoh nasional sebagai calon presiden.

Nama-nama yang kerap muncul menjadi buah bibir selaku calon presiden juga berasal dari kepala daerah. Sebut saja Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan beberapa nama lainnya yang kerap muncul menghiasi lini masa media sosial.

Mereka kerap menjadi bahan perbincangan karena aksinya di lapangan yang langsung dirasakan warga. Bahkan tak jarang warga menyebut mereka sebagai calon presiden Indonesia di masa depan.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyatakan, tren ini cenderung menguat hingga pemilu presiden 2019 mendatang.

"Itu pula misalnya kita melihat Pak SBY mengkader anaknya (Agus Harimurti Yudhoyono) untuk ke Jakarta karena trennya memang begitu," kata Hanta dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Calon presiden bukan lagi mantan jenderal dan ketua umum partai tetapi kepala daerah yang dipersepsikan berprestasi," ujar dia.

Tren ini bisa jadi menunjukkan pola baru regenerasi kepemimpinan nasional. Jika dulu regenerasi kepemimpinan nasioanal selalu berasal dari mereka yang berkiprah di pusat, kini daerah justru menjadi kawah candradimuka.

Beberapa negara dengan predikat peradaban demokrasi yang maju seperti Amerika Serikat (AS) telah memulai tren regenerasi kepemimpinan nasional seperti ini.

Sebagian presiden AS sebelumnya memang seorang gubernur, seperti Franklin Delano Roosevelt (New York), Bill Clinton (Arkansas), dan George Walker Bush (Texas).

Hanta menuturkan, tren kepala daerah berprestasi menjadi calon presiden dimulai sejak 2012. Jokowi memang menjadi simbol dalam hal ini.

Ia membangun karier politik dari daerah, tepatnya di Solo, lantas perlahan merangkak ke tingkat nasional usai terpilih dan memimpin Jakarta selama dua tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com