Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didakwa Suap Proyek Listrik, Dewie Yasin Berdalih Bantu Deiyai Keluar dari Krisis Listrik

Kompas.com - 28/03/2016, 15:52 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI Dewie Yasin Limpo berulang kali dicecar pertanyaan soal kasus suap yang menimpanya oleh Jaksa Penuntut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (28/3/2016).

Salah satunya, Jaksa berupaya mendalami motif Dewie untuk memperjuangkan anggaran proyek yang bukan berasal dari daerah pemilihannya.

"Saya ini gigih memperjuangkan bukan hanya di dapil saya, tapi seluruh Indonesia Timur. Jangan heran kalau berkembang paham lain seperti ISIS, karena di sana kurang penerangan, jadi rawan soal keamanan," ujar Dewie kepada Jaksa di Pengadilan Tipikor.

Selain itu, Dewie mengatakan, kebutuhan listrik di Deiyai, Papua, sudah sangat menyedihkan. Menurut Dewie, para siswa di kabupaten tersebut hingga kini masih menggunakan obor sebagai alat penerangan saat belajar.

(Baca: Staf Dewie Yasin Akui Minta Komisi untuk Proyek Pembangkit Listrik di Papua)

Jaksa dari KPK kemudian menanyakan apakah biasa seorang anggota DPR memperjuangkan aspirasi dari daerah lain. Terlebih lagi, daerah tersebut merupakan daerah pemilihan anggota DPR yang lain.

Menurut Dewie, ia bersama anggota DPR lainnya seringkali menerima aspirasi dan usulan untuk pembangunan infrastruktur dari berbagai daerah. Hal tersebut disampaikan masyarakat saat anggota DPR melakukan kunjungan kerja di beberapa daerah.

Menurut Dewie, hal yang wajar jika usulan yang diterima saat kunjungan kerja tersebut dibicarakan dan didorong secara bersama-sama. Jaksa kemudian kembali bertanya, apakah ada usulan program di daerah lain yang berhasil ia perjuangkan.

Namun, Dewie tidak menjawab dan hanya membicarakan soal aspirasi di daerah pemilihannya di Sulawesi Selatan.

(Baca: Dua Terdakwa Penyuap Dewie Yasin Limpo Divonis 2 Tahun Penjara)

"Kalau Sulsel itu kan daerah Ibu, tapi untuk daerah lain, itu yang saya belum paham apa tujuannya," kata Jaksa.

Dalam kasus ini, Dewie Yasin Limpo diduga menerima uang dari Kepala Dinas ESDM Kabupaten Deiyai, Papua, lrenius Adii dan Direktur PT Abdi Bumi Cendrawasih Setiady Jusuf.

Uang tersebut ditujukan agar Dewie memasukkan proyek pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua, ke dalam pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2016.

(Baca: Staf ESDM Heran Dewie Yasin Sibuk Urusi Proyek di Papua yang Bukan Dapilnya)

Irenius, Setyadi, dan Dewie sepakat bahwa fee yang diberikan sebesar tujuh persen dari nilai total proyek. Nilai proyek tersebut sebesar Rp 50 miliar. Dengan demikian, Dewie meminta jatah sebesar Rp 2 miliar.

Dalam kesempatan itu juga, Setyadi memberikan uang ke Irenius dan Rinelda Bandaso, staf pribadi Dewie, masing-masing sebesar 1.000 dollar Singapura. Namun, setelah serah terima uang dilakukan, ketiganya langsung ditangkap KPK di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com